TEMPO.CO, Surakarta - Kenaikan harga daging ayam di pasar tradisional Surakarta tidak hanya dikeluhkan konsumen. Pada pedagang juga ikut mengeluh dan berharap harga segera turun.
"Harga naik sepekan terakhir ini," kata seorang pedagang daging ayam di Pasar Gede, Haryanti, Jumat, 3 Juni 2016. Harga daging yang semula Rp 27 ribu per kilo melonjak menjadi Rp 32 ribu per kilo.
Menurut dia, harga memang sudah naik dari pemasok. "Kami mau tidak mau harus ikut menaikkan harga," ujarnya. Menurut Haryanti, kenaikan harga itu terjadi secara bertahap.
Dia mengatakan kenaikan harga tidak hanya dikeluhkan para pembeli. "Para pedagang juga mengeluh." Sebab, mereka kesulitan menjual dagangannya.
"Para pelanggan mengurangi pembeliannya," tuturnya. Tidak jarang ada pembeli yang menyangka pedagang sengaja mengambil untung lantaran mendekati Ramadan. "Padahal untung kami cuma sedikit."
Pedagang lain, Warsiyem, berharap harga bisa segera stabil. "Syukur-syukur bisa turun," ucapnya. Menurut dia, keuntungan pedagang justru turun saat harga daging ayam tinggi. "Kami mengurangi keuntungan, yang penting dagangan bisa laku." Dia berharap pemerintah segera turun tangan untuk menekan harga daging ayam.
Seorang pembeli di Pasar Gede, Septyani, juga mengeluhkan hal yang sama. "Terpaksa mengurangi jatah lauk ayam," kata warga Palur tersebut. Jika selama ini daging ayam dijadikan menu dua kali sepekan, dia akan mengurangi menjadi sekali dalam sepekan.
Wakil Koordinator Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Surakarta Bandoe Widiarto menyebutkan saat ini tim sedang melakukan pantauan harga. "Ada tiga pasar tradisional yang sedang dipantau," ujarnya.
Dia berjanji segera melakukan rapat koordinasi untuk membahas masalah fluktuasi harga di pasaran. "Termasuk harga daging ayam yang sedang naik." Menurut dia, tim akan memastikan pasokan kebutuhan bahan makanan pokok tetap tercukupi sehingga harga bisa terkendali.
AHMAD RAFIQ