INFO NASIONAL - Memasuki semester pertama tahun 2016, Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) telah menghasilkan beberapa capaian yang dihasilkan dari kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Beberapa capaian serta kebijakan yang akan dilakukan BPSDMP KP tersebut dibahas dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) pada 30 Mei hingga 2 Juni 2016 di Tangerang. Kebijakan tersebut akan dilakukan sesuai dengan kebijakan BPSDMP KP dengan mendukung kebijakan pembangunan nasional kelautan dan perikanan serta menindaklanjuti arahan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala BPSDMP KP, Rifky E. Hardijanto. Pada arahan pembukaan Rifky menekankan kembali pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai kunci kesejahteraan, bersama teknologi dan finansial. Keunggulan alam tidak akan berarti bila tidak ada SDM yang akan melaksanakan percepat pembangunan. KKP melakukan investasi pengembangan SDM ini melalui penyiapan guru, dosen, pelatih, dan penyuluh untuk memberikan pendidikan pelatihan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat kepada peserta didik, peserta latih dan kelompok pelaku utama/usaha kelautan dan perikanan.
Baca Juga:
Sebagai bentuk apresiasi atas kinerja unit kerja di lingkup BPSDMP KP, pada pembukaan Rakernis diumumkan 3 (tiga) unit kerja dengan kinerja manajerial terbaik, yakni, Terbaik 1 diberikan kepada BPPP Banyuwangi, Terbaik 2 oleh SUPM Waiheru Ambon, dan Terbaik 3 pada STP Jurluhkan Bogor.
Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan (Pusdik KP), Moch. Nurhudah mengatakan, pada tahun 2016 ini, pihaknya menetapkan 44% dari peserta pendidikan adalah dari anak pelaku utama (nelayan, petani garam, pembudidaya ikan, serta pengolah dan pemasar ikan) dengan memberikan akses pendidikan bagi mereka. “Mereka tidak diharuskan mengikuti tes akademis, sebab jika mengikuti tes akan kalah bersaing dengan masyarakat lain,” katanya.
Baca Juga:
Hal tersebut, lanjut Nurhudah, merupakan sebuah langkah agar anak-anak itu kelak siap menggantikan orang tua mereka di bidang usaha. Saat ini Pusdik KP telah memiliki sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM), tiga Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) serta satu Sekolah Tinggi Perikanan (STP). Saat ini, Pusdik KP juga telah meluluskan peserta didik dari SUPM yang hampir 85% lulusannya telah terserap oleh dunia kerja.
Selain itu, Pusdik KP juga mendukung program nasional nawa cita, membangun Indonesia dari pinggirandengan membuat Sekolah Lapang. Dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa kegiatan, yang pertama yakni pembelajaran dengan memberikan penyetaraan paket A, B, C, dan plus. “Plus yang dimaksud di sini adalah keterampilan di bidang perikanan,” kata Nurhudah. Setelah itu, bagi peserta yang lulus penyetaraan dapat melanjutkan pendidikan di satuan pendidikan yang dimiliki Pusdik KP.
Adapun di bidang pelatihan kelautan dan perikanan, pada 2016 masyarakat yang dilatih mencapai 35.000 orang. Jenis pelatihan itu, lanjutnya, meliputi perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, garam, dan konservasi perairan. Menurut Kepala Puslat KP, Mulyoto, hingga Mei 2015 telah tercapai target pelatihan sebesar 35 % dari target tahun 2016, yang dilaksanakan 6 Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP).
Mulyoto mengatakan bahwa saat ini Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) telah tersebar ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti Belawan (Sumatera Utara), Aertembaga (Sulawesi Utara), Waiheru (Maluku), Tegal (Jawa Tengah), serta Banyuwangi (Jawa Timur). Ia juga menyampaikan bahwa akan memasang info semenarik mungkin agar masyarakat ingin mengikuti pelatihan yang diadakan. Selain itu, Puslat KP saat ini juga diminta bantuan oleh Kementerian Luar Negeri untuk melatih masyarakat dari negara selatan-selatan.
Terkait pengembangan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat, Kepala Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (Pusluhdaya KP) Endang Suhaedy mengatakan, selama semester pertama 2016 Pusluhdaya KP telah mendampingi 400 kelompok yang dalam proses menjadi koperasi, dengan target di tahun ini sejumlah 600 koperasi. Nantinya setiap penyuluh akan menjadi manajer bisnis yang saat ini jumlahnya telah mencapai 200 orang.
Pembentukan koperasi ini memiliki kontribusi penting dalam keterbukaan dan transparansi pemberian paket kegiatan KKP kepada masyarakat sehingga selain akan membawa manfaat bagi masyarakat, di sisi lain bagi KKP juga akan mampu menjaga anggaran yang diberikan kepada kelompok akan digunakan secara akuntabel, terbuka, efisien dan berorientasi pada target.
Selain itu, Endang mengatakan pihaknya tengah mencoba untuk mengembangkan sebuah sistem monitoring untuk penyuluh yang meniru sistem aplikasi ojek online sehingga penyuluh dapat dimonitor dengan jelas. Sebuah cyber extention juga dihadirkan oleh Pusluh KP dimana semua materi penyuluhan telah ada, hal tersebut diibaratkan sebagai ‘otak’ dari penyuluh.