Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

"Rakyat Ingin Mengucapkan Selamat Tinggal Kepada Status Quo"

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua PP Muhammadiyah kelahiran Solo, 26 April 1944, ini sewaktu kecil bercita-cita jadi walikota. Tetapi jalan hidupnya membuktikan lain. Kini masyarakat mengenalnya sebagai seorang pemimpin agama, politikus, sekaligus pengamat masalah sosial yang kritis dan berani. Terbukti, konon, akibat kritiknya yang keras tentang kasus tambang emas Busang tempo hari, dia "direlakan" melepas posisinya sebagai Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia yang dipimpin BJ Habibie.

Kini disamping memimpin Muhammadiyah, sehari-harinya doktor Amien Rais juga mengajar di Fisip-UGM, Yogyakarta. Tentang berbagai isu yang muncul seputar kampanye pemilu kali ini, Amien Rais bicara pada Iwan Setiawan dari TEMPO Interaktif lewat telepon, Jumat 23 Mei 1997 lalu. Berikut petikannya.


Melihat semaraknya kampanye PPP kali ini, banyak kalangan menilai bahwa sekaranglah era kebangkitan PPP, apa pendapat Anda?

Saya sama sekali tidak melihat itu semua sebagai kebangkitan PPP, tetapi betul jika dikatakan bahwa massa rakyat, terutama generasi muda, memanfaatkan PPP sebagai wahana protes terhadap kemapanan.Jadi ada pengertian yang salah jika dikatakan massa yang membawa bendera PPP dan slogan-slogan yang kritis terhadap pemerintah, seolah-olah dianggap kekuatan PPP. Berjubelnya anak-anak muda yang turun ke jalan saat kampanye PPP itu bukanlah menandakan kebangkitan PPP, tetapi karena tuntutan rakyat yang semakin kuat terhadap perubahan. Semuanya ini adalah protes terhadap kemapanan, begitu penafsiran saya.

Apa yang Anda maksud dengan rakyat memanfaatkan PPP sebagai wahana protes terhadap kemapanan?

Apa yang diprotes oleh rakyat tidak sekedar proses pelaksanaan kampanye yang telah dilakukan selama Orde Baru saja, tetapi jauh lebih mendalam. Yaitu semacam akumulasi ketidakpuasan dan menggumpalnya rasa frustrasi di kalangan rakyat kecil yang akhirnya menggiring mereka ke suatu muara, yaitu perubahan-perubahan yang substantif terhadap kondisi status quo yang ada sekarang.

Jika dirumuskan secara sederhana, rakyat ingin melihat pemugaran dan penyegaran akibat kejenuhan dari kondisi status quo yang selama ini diawetkan oleh pemerintah lewat Golkar. Sehingga pesan dari massa yang menyemut di jalan-jalan selama kampanye PPP hanya satu: ingin mengucapkan selamat tinggal kepada status quo dan memasuki tahapan pembaharuan di bidang sosial, politik dan ekonomi.

Jadi pemilu selama ini hanya alat mempertahankan status quo saja?

Jika pemerintah cukup arif dan bijak untuk menangkap aspirasi masyarakat bawah, hendaknya kondisi status quo mulai dicairkan saat ini. Karena ada beberapa permasalahan mendasar yang telah sekian lama menggumpal dan mengkristal, yang sepertinya sulit untuk diperbaiki. Misalnya, banyaknya fenomena kolusi dan korupsi, ibaratnya seperti penyakit kronis yang sulit untuk diobati. Ada ketimpangan sosial dan ekonomi yang lebar antara sedikit orang yang berada di tingkat atas dan mayoritas rakyat yang menderita di bawah. Bukannya mengada-ada, tetapi inilah kenyataannya. Lalu, pelaksanaan hukum yang diskriminatif di negara kita selama ini.

Hal-hal semacam inilah yang terjadi karena status quo dan harus diperbaiki tuntas, jadi tidak yang di permukaan saja. Rakyat yang turun ke jalan sangat mengharapkan terjadinya perubahan. Jadi pemerintah mendatang benar-benar diharapkan agar berusaha menciptakan clean government agar penyakit-penyakit sosial seperti di atas dapat dihilangkan secara bertahap. Juga disertai dengan kemauan politik yang sungguh-sungguh untuk memperkecil jurang ketimpangan sosial dan eknomi. Dan sebagai negara hukum, perlakuan hukum tidak sebatas kosmetik yang bersifat lipservice saja, tetapi dilaksanakan secara sungguh-sungguh.

Ada pendapat lain bahwa maraknya kampanye PPP dalam pemilu sekarang merupakan pertanda kebangkitan kekuatan Islam?

Saya melihat bahwa pendapat semacam itu berusaha menyederhanakan permasalahan, yang akhirnya justru salah arah. Karena jika dilihat anggota Golkar yang beragama Islam jumlahnya besar (88 persen) dan demikian juga PPP. Sesungguhnya persaingan bukan antara pihak yang kuat ideologi Islamnya dengan pihak yang telah luntur Islamnya, tetapi antara pihak yang mendukung status quo bersaing dengan pihak yang menginginkan perubahan. Masing-masing pihak didukung oleh rakyat dengan latar belakang agama dan suku yang berbeda.

Menurut saya yang menginginkan perubahan tidak hanya orang Islam saja, tetapi siapapun yang masih mempunyai idealisme, khususnya kaum muda yang terlihat sudah sangat jenuh dengan sistem yang ada saat ini. Jadi di kota atau di desa, terpelajar ataupun tidak, muslim dan non muslim, semuanya bergabung ke dalam suatu kekuatan yang menghendaki pembaharuan yang diwakili oleh PPP.

Tetapi jika melihat spanduk-spanduk yang digelar PPP, disitu 'kan banyak terlihat munculnya simbol-simbol ke-Islaman yang kental?

Jika begitu Golkar juga tidak kalah 'kan, bahkan para jurkamnya lebih fasih dalam membawakan ayat-ayat suci Al-Qur'an dibandingkan jurkam PPP. Jadi jangan hanya karena sejumlah spanduk PPP yang menggunakan simbol agama, lantas seolah-olah Golkar mengucapkan selamat tinggal pada semua hal yang berbau agama. Saya kira tidak fair jika kita bersikap demikian. Misalnya dengan membawa Zaenuddin MZ dan Rhoma Irama kemana-mana, juga duet Gus Dur dengan Tutut dan kenyataannya bahwa Tutut pergi ke pondok-pondok pesantren. Hal ini jelas bahwa Golkar tidak hanya menggunakan simbol-simbol agama, tetapi juga merangkul pemuka-pemuka agama.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat besarnya dukungan dari berbagai kalangan terhadap PPP, apakah Anda melihat bahwa perolehan suara PPP akan meningkat?

Ya, amat jelas terlihat bahwa perolehan suara PPP pasti akan meningkat. Dengan syarat penghitungan suara dilakukan secara jujur dan PPP diperlakukan dengan adil. Sedangkan simpati terhadap Golkar menurun dan perolehan suara PDI akan menurun drastis. Tetapi rasanya memang dalam pemilu kali ini akan banyak rekayasa dan "rekapaksa", orang tidak secara bebas menggunakan hak pilihnya, jadi sulit diperkirakan bagaimana hasil akhirnya nanti.

Lalu bagaimana Anda melihat fenomena Mega Bintang dalam kampanye PPP?

Menurut saya fenomena Mega Bintang adalah hal yang biasa saja. Para pendukung koalisi Mega Bintang sama seperti massa PPP yang lain menggunakan kesempatan kampanye PPP untuk menyampaikan protes terhadap pemerintah.

Apakah koalisi antara pendukung Megawati dan PPP dalam Mega Bintang akan dapat terus berlanjut?

Berlanjut atau tidaknya koalisi itu sangat tergantung pada perkembangan situasi nantinya, dan sulit untuk diramalkan prospeknya.

Hal yang menarik adalah bahwa secara ideologi pendukung Megawati berbeda dengan PPP, tetapi mengapa mereka bisa bergabung?

Menurut saya, sepertinya kelahiran koalisi Mega Bintang karena mereka merasa mempunyai keinginan yang sama, yaitu terjadinya perubahan dan hal itulah yang menyatukan mereka untuk menandingi kekuatan pendukung status quo.

Melihat tuntutan dari rakyat yang sedemikian kuat akan perubahan, apakah mungkin terjadi suksesi presiden lewat pemilu kali ini?

Saya tidak tahu, karena tinggal beberapa saat lagi. Tetapi jika pemilu nanti berjalan tidak secara luber dan jurdil, maka pemerintah seperti sedang menanam bom waktu. Karena rakyat kita semakin kritis dan tidak dapat lagi dipermainkan seperti 15 atau 20 tahun yang lalu.

Tetapi dari pengalaman terlihat walaupun seseorang didukung rakyat, ia sulit untuk "naik", Megawati misalnya?

Kemungkinan untuk "naik" tetap ada, yang jelas orang itu benar-benar dianggap layak dan didukung oleh rakyat. Tetapi jika saya melihat Megawati untuk saat ini ia belum didukung oleh mayoritas rakyat, tetapi hanya oleh beberapa segmen yang ada di masyarakat, yaitu simpatisan PDI.

Bagaimana jika orang yang dianggap mampu dan didukung oleh rakyat untuk menjadi presiden, ternyata tetap dianggap tidak layak oleh penguasa saat ini?

Pada akhirnya nanti akan berlaku juga "Vox Populi Vox Dei", dimana suara rakyat adalah sama dengan suara Tuhan, dan hal ini tidak akan dapat diingkari.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

1 menit lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.


LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

9 menit lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

Simak cara daftar beasiswa LPDP di Northeastern University.


Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

23 menit lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Dua Tersangka Tewasnya Remaja di Hotel Senopati Buka Jasa Open BO, Korban Diberi Inex dan Sabu

Polisi menangkap dua tersangka tewasnya seorang remaja di sebuah hotel di Senopati. Mereka membawa dua remaja ke hotel itu untuk open BO.


Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

25 menit lalu

Warga tengah bertransaksi jual beli perhiasan emas di Pasar Kebayoan, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Pascalibur Lebaran, banyak warga yang menjual koleksi perhiasan emasnya karena kebutuhan akan uang tunai. Harga emas yang tinggi tidak memengaruhi minat masyarakat untuk membeli perhiasan emas. Emas masih menjadi instrumen investasi yang gampang dicairkan sewaktu-waktu. TEMPO/Tony Hartawan
Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atau emas Antam stagnan di level Rp 1.326.000 per gram dalam perdagangan Ahad, 28 April 2024


Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

25 menit lalu

ilustrasi tiket pesawat (pixabay.com)
Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?


Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

25 menit lalu

Sistem pertahanan udara Patriot memiliki empat rudal per peluncur. Rudal disimpan dan diluncurkan dari tabung aluminium yang diperkuat pada sudut tetap. Dibutuhkan 30 menit untuk mempersiapkan sistem untuk menembak. Foto : Mitary-today
Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

27 menit lalu

Seorang imam salat memberikan khotbah di depan perkemahan mahasiswa di Sproul Hall di kampus Universitas California Berkeley di Berkeley, California, AS, 26 April 2024. Para pengunjuk rasa mahasiswa Pro-Palestina menyatakan pendudukan perkemahan akan berlanjut sampai sekolah memenuhi tuntutan mereka dengan melakukan divestasi di Israel. EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.


Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

31 menit lalu

Prabowo Subianto, tiba di kegiatan halalbihalal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Ahad 28 April 2024. Foto: TEMPO/Hendrik
Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.


Berpulang Sehari Sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

33 menit lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Berpulang Sehari Sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.


Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

34 menit lalu

Ilustrasi rokok elektrik. Christopher Furlong/Getty Images
Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.