TEMPO.CO, Bangkalan - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir mengatakan peristiwa pembunuhan dosen oleh mahasiswanya di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di Medan, Senin, 2 Mei 2016, bukan karena masalah skripsi.
"Yang pasti karena moral, pelakunya tidak punya etika," katanya saat berkunjung ke Universitas Trunojoyo, Madura, di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Selasa, 3 Mei.
Nasir menilai tindakan Roymando Siregar, mahasiswa yang tega menggorok leher dan tangan dosennya, Nurain Lubis, sebagai kasus kriminal murni. "Saya serahkan kepada polisi untuk mengusutnya," ujarnya.
Untuk memastikan penyebab pembunuhan yang terjadi tepat pada peringatan Hari Pendidikan Nasional itu, Nasir mengatakan dia telah meminta Direktorat Pendidikan Tinggi untuk mengecek langsung ke Medan. Nasir tidak ingin skripsi dijadikan kambing hitam untuk bertindak brutal. "Penyebab pembunuhan itu bisa dimunculkan dari apa saja, ada yang bilang masalah skripsi. Apa penyebabnya?" ucapnya.
Rektor Universitas Trunojoyo Muhammad Syarif mengaku prihatin atas apa yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Untuk mencegah peristiwa serupa terjadi, menurut Syarif, mahasiswa dan dosen harus bekerja sesuai standar operasional prosedur (SOP). "Skripsi ada SOP-nya. Kalau semua pihak bekerja sesuai SOP, semua kendala akan menemukan jalan keluar," tuturnya.
Syarif mencontohkan, bila ada mahasiswa yang merasa dipersulit oleh dosen pembimbing dalam menyelesaikan skripsi, bisa melapor langsung kepada rektor. Jika prosedur ini dilakukan, kemungkinan munculnya tindak kekerasan bisa dicegah. "Kami terbuka kepada mahasiswa. Kalau ada hambatan, silakan melapor," katanya.
MUSTHOFA BISRI
Baca juga:
Ahok Buka Rahasia Mundurnya Rustam Effendi, Ternyata...
PDIP Siapkan Risma Tantang Ahok, Ada yang Menghindar?