TEMPO.CO, Bandung - PT Indonesia Power (IP) Unit Pembangkit Saguling menetapkan status siaga satu pada bendungan Waduk Saguling. Status tersebut ditetapkan mengingat elevasi ketinggian air di bendungan sudah mencapai batas normal 643 meter di atas permukaan laut.
"Air melimpas pada Rabu, 20 April 2016 kemarin dengan elevasi 643,00 meter di atas permukaan laut. Terjadi empat hari sampai Sabtu, 23 April 2016," kata General Manager PT Indonesia Power Unit Pembangkit Saguling Hendres Wayen saat ditemui di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu, 27 April 2016.
Lebih lanjut Wayen menjelaskan, status siaga tersebut hingga saat ini belum dicabut lantaran curah hujan yang tinggi di wilayah Bandung dan sekitarnya masih memungkinkan untuk meningkatkan kembali volume air bendungan.
"Status siaga satu belum dicabut walaupun sekarang elevasinya di 642,95 meter di atas permukaan laut. Normalnya memang elevasi di bawah 643 meter di atas permukaan laut. Tapi masih ada potensi melimpas, " ujarnya.
Wayen menjelaskan, ada dua faktor yang menjadi penyebab kenaikan air di bendungan Waduk Saguling. Faktor yang pertama adalah curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Bandung. "Faktor lainnya adalah banyaknya okupasi (penyerobotan lahan) sepadan waduk Saguling," tuturnya.
Wayen khawatir tingginya air di Waduk Saguling akan menambah beban bendungan. Jika hal tersebut terjadi, maka beban selanjutnya akan ditampung Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang posisinya berada di bawah Waduk Saguling.
Skenario terburuk telah diprediksi oleh PT Indonesia Power. Apabila air di Waduk Jatiluhur yang posisinya paling bawah sudah tidak bisa tertampung lagi, maka Karawang, Bekasi, dan sebagian Jakarta bisa terendam air.
PUTRA PRIMA