TEMPO.CO, Bandung - Pengelolaan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Sae Kota Bandung ternyata sudah terbukti bobrok. Kesimpulan ini berdasarkan hasil audit independen yang dilakukan tim khusus bentukan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil selama beberapa bulan terakhir.
"Hasil auditnya sudah keluar yang menyatakan intinya banyak masalah," kata Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Kamis, 21 April 2016.
Untuk memperbaiki kinerja PD Pasar Sae, pria yang akrab disapa Emil ini berencana melakukan perombakan besar-besaran pada struktur organisasinya. "Kemungkinan besar PD Pasar akan dinolkan. Definisinya, struktur organisasi dibongkar, dibikin baru, karyawannya akan diseleksi ulang," tuturnya.
Selain itu, dia melanjutkan, Direktur PD Pasar Sae Rinal Siswadi yang diberhentikan sementara selama audit berlangsung kini telah resmi mengundurkan diri. Artinya, jabatan direktur utama pun kosong. Untuk mencari orang yang tepat guna mengisi kekosongan tersebut, Emil akan menggelar lelang jabatan.
"Kita akan ada seleksi ulang untuk dirut. Dalam waktu dekat akan ada lelang dirut baru PD Pasar," ucapnya.
Dari hasil audit, ujar Emil, banyak perjanjian kerja sama yang dilakukan PD Pasar Sae dengan pihak ketiga yang merugikan Pemerintah Kota Bandung. "Mengakibatkan aset banyak tapi pendapatan sangat sedikit," ucapnya.
Emil menambahkan, bobroknya pengelolaan pasar di Kota Bandung ternyata sudah cukup lama membawa kerugian materiil untuk Pemkot Bandung. "Jadi hasil audit Pemkot rugi ratusan miliar jika dihitung sejak zaman Pak Aa Tarmana," ujarnya.
Dengan hasil audit tersebut, Emil pun mengaku tidak terlalu marah pada kepemimpinan Rinal Siswadi sebagai direktur utama. "Hasil audit menyatakan, jika dihitung dari sepuluh tahun lalu, itu rata-rata banyak merugikan Pemkot daripada menguntungkan. Jadi saya tidak 100 persen menyalahkan yang sekarang, tapi artinya memang secara sistem ada dari dulu," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA