TEMPO.CO, Makassar - Dua Bupati di Sulawesi Selatan, yaitu Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar dan Bupati Bantaeng, menyatakan siap menerima tantangan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan untuk melakukan tes urine terkait dengan upaya pemberantasan penggunaan narkoba di kalangan pejabat.
Bupati Kepulauan Selayar Basli Ali menyambut baik tantangan tersebut ketika dihubungi pada Kamis, 31 Maret 2016.
Menurut dia, pejabat daerah harus memberi contoh yang baik pada jajarannya. Sebab, jika dibiarkan, akan menjadi preseden buruk di kemudian hari. Terlebih, Bupati Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Ahmad Wazir Nofiadi, terbukti mengkonsumsi narkoba. "Saya siap terima tantangan itu," ujar Basli.
Bukan hanya dia yang akan melakukan tes urine itu. Dia mengaku akan mengajak sekitar 6.000 pegawai negeri sipil untuk melakukan tes urine. Apabila nanti ditemukan ada pegawai terbukti mengkonsumsi narkoba, dia akan direhabilitasi. Bila masih tetap melakukan, akan diberi sanksi pemecatan.
"Saya tidak bisa menyampaikan kapan kami menggelar tes urine narkoba. Khawatir mereka tahu sehingga mengantisipasi dari awal," tutur Basli.
Pemerintah kabupaten menyiapkan dana sekitar Rp 100 juta untuk kegiatan tes urine narkoba itu dan akan melibatkan Pusat Kesehatan Masyarakat. "Narkoba harus diperangi karena dapat merugikan masyarakat," kata Basli menambahkan.
Sedangkan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah mengatakan pemerintah kabupaten sudah menerapkan tes urine ini sejak dua tahun lalu. "Dua tahun lalu, dua PNS kami pecat karena tes urine-nya positif menggunakan narkoba," katanya.
Kemudian, pada tahun 2015, pemerintah kabupaten kembali menggelar tes urine dan hasilnya negatif. "Tes urine ini kami lakukan secara kontinu. Melibatkan 4.000 PNS dan bekerja sama dengan Badan Narkotika Provinsi," ujar Nurdin.
Untuk tahun ini, pemerintah Kabupaten Bantaeng bakal melakukan tes urine narkoba pada akhir tahun. "Kami sambut baik tantangan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Tapi kami sudah melakukan lebih dulu," katanya.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI