TEMPO.CO, Padang - Keluarga Wendi Rakhadian, awak kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf, menceritakan pengalamannya dua hari sebelum mendapat pemberitahuan ihwal anaknya.
Aidil, 55 tahun, ayah Wendi, mengaku mendapat firasat melalui mimpi pada Jumat pekan lalu. Dia menyebutkan istrinya, Asmizar, bermimpi membeli baju baru. "Istri saya bermimpi membeli dua helai baju baru. Ini pertanda buruk," ujar Aidil, Rabu, 30 Maret 2016.
Sejak mendengar cerita mimpi istrinya, Aidil mengaku perasaannya tidak enak. Dia merasa ada sesuatu yang bakal terjadi. Dua hari kemudian, Aidil mendapat kabar dari perusahaan pemilik kapal. Anaknya yang menjadi awak kapal itu disandera kelompok Abu Sayyaf. (Baca: Panglima TNI Ungkap Motif Pembajakan Kapal oleh Abu Sayyaf)
"Perasaan sudah enggak enak. Ternyata hari Minggu ada telepon yang memberi tahu anak saya disandera," tuturnya. Aidil terus mencoba menghubungi Wendi. Namun, hingga saat ini, nomor Wendi tidak bisa dihubungi.
Baca juga: Disandera Teroris Abu Sayyaf, Ini Kata Keluarga Rinaldi
Keluarga hanya mendapatkan kabar dari perusahaan pemilik kapal. Hari ini perusahaan juga menghubungi Aidil untuk memberi tahu bahwa anaknya dalam kondisi sehat. "Kami selalu menunggu kabar. Saat ini perusahaan yang selalu mengabarkan," katanya.
Keluarga berharap pemerintah dan perusahaan bisa segera menyelamatkan anak sulungnya itu. Ia ingin anaknya pulang ke Padang.
Wendi mulai bekerja di kapal sejak tujuh bulan lalu. Tepatnya setelah Idul Fitri 2015. Ia juga berniat pulang ke Padang pada Mei 2016.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan akan memprioritaskan keselamatan sepuluh anak buah kapal asal Indonesia yang menjadi korban pembajakan oleh kelompok ekstremis Abu Sayyaf di perairan Filipina. (Baca: Siap Bertindak, TNI Sudah Tahu Lokasi Sandera Disembunyikan)
"Seperti yang sudah disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, prioritas kami adalah menyelamatkan WNI yang disandera," ucapnya di aula Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016.
ANDRI EL FARUQI