TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Alvian Elvis Repi di Jalan Swasembada Barat XVII, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, tampak sepi dan tertutup. Hanya satu mobil Toyota Avanza putih berpelat B-31-VIS dan Toyota Corola Altis berpelat B-231-VIS diparkir di depan teras rumahnya.
Ketua RT 03 RW 03 Swasembada XVII, Handri Suwan, yang tinggal tepat di depan rumah Alvian, mengaku kaget dengan keramaian di depan rumah warganya itu. Ia mengaku baru mendengar kabar bahwa kapal Alvian disandera di Filipina. "Saya baru tahu ada kabar kapal Fian disandera," kata Handri di Jalan Swasembada XVII, Jakarta Utara, Selasa, 29 Maret 2016.
Handri berujar, Alvian dikenal sebagai warga yang baik, ramah, terbuka, loyal, dan suka bergaul dengan tetangga. Namun ia memahami profesi Alvian sebagai seorang pelaut membuatnya jarang berada di rumah. "Kalau ketemu, saya suka bercanda sama Fian," ujar Handri.
Handri, yang juga pernah bekerja di manajemen pelayaran, mengaku terakhir kali bertemu Alvian tiga bulan lalu. Setelah itu, ia tidak pernah bertemu lagi karena Alvian sempat pamit untuk berlayar di daerah pelayaran Kalimantan. "Yang saya tahu memang daerah operasinya di Kalimantan," tuturnya.
Ia bercerita, awal Januari lalu, warga sempat dikagetkan kabar perompakan kapal oleh teroris di area utara Jakarta. Namun kabar tersebut tidak terbukti. "Di sini memang ada mes untuk pelaut," ucapnya. Keluarga Alvian, kata Handri, memang terkenal sebagai pelaut ulung. Orang tuanya, Elia Rumampuk, dikenal sebagai pelaut senior di kompleks ini.
Alvian, laki-laki keturunan Manado, Sulawesi Utara, sudah sepuluh tahun terakhir bekerja sebagai pelaut. Di rumah dua tingkat bernomor 25 ini, kata Handri, Alvian tinggal bersama paman dan tantenya serta istri dan dua anak perempuannya. "Sejak kemarin istrinya juga belum bercerita apa-apa," katanya.
Alvian Elvis Repi adalah seorang awak kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Kapalnya dikabarkan dirompak di perairan Filipina. Alvian disandera bersama sepuluh awak kapal lainnya. Hingga pukul 16.30 hari ini, rumahnya tampak sepi. Menurut seorang penjaga rumah, istri dan keluarganya sedang pergi. "Kami tidak mau komentar, takut salah ngomong," ujar seorang pekerja di sana.
ARKHELAUS WISNU