TEMPO.CO, Bandung - Teater monolog Tan Malaka produksi kelompok Mainteater akhirnya dipentaskan di pusat kebudayaan Prancis, IFI, Bandung, Kamis, 24 Maret 2016. Sekitar 200 petugas kepolisian berseragam ikut menjaga di sekitar lokasi acara.
Pasukan polisi terlihat berjaga di dua sisi jalan depan IFI. Kepala Kepolisian Resor Bandung Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol mengatakan pihaknya menyiagakan 200 anggota. "Pengamanan sejak pukul 14.00 sampai acara selesai," katanya, Kamis ini.
Pasukan polisi itu tidak hanya difokuskan pada acara di IFI, tapi juga wilayah sekitarnya. Kebetulan, kata Yoyol, hari ini ada perselisihan kelompok pedagang telepon seluler di mal depan IFI Bandung. "Kami juga jaga preman-preman di sana itu," ujarnya.
Adapun ormas Islam yang kemarin datang menggeruduk tak terlihat di lokasi acara. Soal pengamanan kemarin yang dinilai minim, Yoyol mengatakan petugas dikerahkan secara tertutup tanpa pakaian seragam polisi.
Pengamanan itu dinilai perlu di lokasi yang berpotensi konflik. "Kami mengamankan kedua belah pihak, selagi kegiatan itu tidak ada pidananya, tidak bisa dibubarkan," ucapnya.
Pemimpin produksi teater Heliana Sinaga mengatakan pementasan perdana ini langsung dihelat dua kali pada Kamis ini, yakni pukul 16.00 dan 20.00 WIB. Penonton jam pertama berjumlah sekitar 170 orang. Selama satu jam, pertunjukan berjalan lancar.
Rabu kemarin, ormas Islam melarang pementasan perdana teater monolog Tan Malaka berjudul Saya Rusa Berbulu Merah karena dinilai berbau komunis. "Simpelnya, kami menolak acara yang berbau komunis," kata Ketua Bidang Hisbah Front Pembela Islam DPD Jawa Barat Dedi Subu di lokasi.
ANWAR SISWADI