TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Alfath Muhammad Farhan, meninggal setelah menjalani tes lari di lapangan Sarana Olahraga Ganesha (Saraga) ITB.
Ia sempat jatuh menjelang garis akhir dan kemudian dilarikan ke tempat layanan kesehatan kampus serta Rumah Sakit Santo Borromeus. ITB membuat tim investigasi untuk menyelidiki kejadian tersebut.
Direktur Hubungan Masyarakat dan Alumni ITB Samitha Dewi Djajanti mengatakan Alfath Muhammad Farhan merupakan mahasiswa angkatan 2015 yang menjalani masa tahapan persiapan bersama (TPB) di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB. Semua mahasiswa masa TPB diwajibkan mengikuti kuliah olahraga.
“Ada tes lari sebanyak tiga kali dalam satu semester untuk mengecek fit atau tidak,” kata Samitha, yang ditemui Tempo di Aula Barat ITB, Sabtu, 12 Maret 2016.
Saat tes lari kedua pada Kamis lalu, Alfath ikut dan jatuh menjelang garis akhir. Menurut Samitha, tes lari itu berupa keliling enam kali lintasan lari di Saraga dengan target waktu sekitar 17 menit. Pada tes lari pertama, sekitar enam pekan lalu, ujar Samitha, Alfath mencatatkan waktu sekitar 16,5 menit. “Tercatat cukup fit dan kesehatannya sedang,” ucapnya.
Saat tes lari kedua pada Kamis lalu, Alfath tak sampai garis akhir. Ia jatuh dan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, mulutnya mengeluarkan busa. Samitha membantah Alfath mengidap asma atau epilepsi.
“Kami belum mendapat keterangan medis soal sakit dan penyebab meninggalnya karena itu biasanya disampaikan dokter ke pihak keluarga,” ujarnya.
Menurut Samitha, Alfath meninggal pada Jumat subuh kemarin setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Santo Borromeus. “Kejadian ini menyedihkan semua pihak,” katanya.
Alfath, yang berusia sekitar 18 tahun, merupakan lulusan Madrasah Aliyah Negeri Cendikia di Gorontalo. “Direktur Pendidikan sudah membentuk tim untuk investigasi kejadian tersebut,” tuturnya.
ANWAR SISWADI