TEMPO.CO, Bandung - Mahasiswa astronomi Institut Teknologi Bandung melakukan pengamatan gerhana matahari total di area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung, 9 Maret 2016.
Sebelumnya, mereka sudah menyambangi beberapa sekolah menengah atas di Bandung untuk memberi edukasi ihwal gerhana matahari total. Mereka mengajak serta siswa SMA sederajat di Bandung guna mengamati fenomena alam itu. Warga sekitar juga diajak bersama menyaksikan gerhana matahari total, yang di wilayah Bandung tampak sebagian atau parsial sekitar 88 persen.
Mahasiswa astronomi ITB angkatan 2013, Dimas Rexy, mengatakan dia dan kawan-kawannya berjumlah 20 orang, yang didampingi para dosen. Peralatan yang akan digunakan antara lain sebuah teleskop Celestron yang dilengkapi teropong berdiameter 15-20 sentimeter.
Menurut Dimas, teleskop itu disambungkan ke kamera digital dan perekam video. Layar proyektor dibentangkan untuk menampilkan citra gerhana dari video. “Semoga nanti tidak mendung atau hujan,” katanya kepada Tempo, Senin, 7 Maret 2016.
Nonton bareng gerhana matahari total juga akan dilakukan di Observatorium Bosscha pada 9 Maret 2016. Bertempat di lapangan tenis di kompleks Bosscha, teropong-teropong diarahkan ke timur.
Koordinator kunjungan Observatorium Bosscha Evan Irawan Akbar mengatakan warga bisa langsung datang ke Observatorium Bosscha tanpa perlu mendaftar terlebih dulu. Observatorium Bosscha menyediakan seratus kacamata khusus dan tiga teleskop berdiameter 20 sentimeter, yang bisa digunakan pengunjung secara bergantian untuk mengamati gerhana matahari parsial.
Evan menjelaskan, piringan matahari yang akan tertutup bulan di langit Bandung akan tampak 88 persen. “Waktu puncak gerhana yang bisa diamati di Bandung pukul 07.21 WIB, dimulai sekitar 06.30 dan selesai gerhana sekitar 08.30,” ujarnya.
ANWAR SISWADI