TEMPO.CO, Bima - Lokasi di sekitar penyergapan terduga teroris di Jalan Soekarno-Hatta Kelurahan Penatoi, Kota Bima, Senin, 15 Februari 2016, sejak pagi sekitar 08.30 hingga pukul 11.30 Wita dipadati warga. (Baca: Polisi Tembak Terduga Teroris di Bima)
Para pengendara yang melintas sengaja berhenti untuk menyaksikan aksi pasukan Densus Anti Teror 88. Mereka terlihat tanpa rasa takut mendekati lokasi penyergapan. Bahkan, para pegawai perkantoran di sekitar jalan keluar untuk menonton.
Beberapa orang pun mengabadikan suasana kehadiran Densus dengan ponsel mereka. Meski telah diperingatkan berulang kali oleh aparat Kepolisian untuk menjauh, mereka tetap tak beranjak. Pintu masuk lorong lokasi penyergapan menjadi pusat kerumunan, sehingga polisi terpaksa menutup dengan palang disertai penjagaan. Arus lalu lintas macet total karena kerumunan orang. Namun, kemacetan berangsur-angsur berkurang setelah diturunkan polisi lalu lintas dan aparat Dinas Perhubungan untuk mengatur jalan.
Untuk membantu tugas Densus Anti Teror 88, Tim Gegana dan Brimob Detasemen A Bima dikerahkan. Kehadiran Tim Penjinak Bom ini sekitar pukul 09.00 Wita, beberapa saat setelah kontak senjata terjadi antara Densus dan terduga teroris. Tim Gegana masuk dengan mobil dan peralatan lengkap ke dalam lorong perkampungan. Mobil dikawal sekitar satu pleton pasukan Brimob bersenjata lengkap. Sementara di dalam perkampungan telah menunggu sejumlah pasukan Densus.
Satu persatu peralatan penjinak bom terlihat diturunkan dari mobil dan dibawa masuk ke sebuah rumah. Informasi yang diperoleh wartawan, selain menggunakan senjata api, ada dugaan para terduga teroris juga menyimpan bom. Namun, pengamanan ketat di lorong penyergapan membuat awak media kesulitan mengetahui suasana yang terjadi di dalam perkampungan. Hingga pukul 10.30 Wita, penyergapan masih terus dilakukan di dalam perkampungan. Begitu pula mobil Tim Gegana masih disiagakan di lorong.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bima Ajun Komisaris Besar Ahmad Nurman Ismal mengatakan penjagaan Kota akan diperketat menyusul ditangkapnya sejumlah terduga teroris. Dia berharap penangkapan sejumlah terduga teroris, bisa menurunkan potensi rawan terorisme.
Selain memperketat pengamanan, Nurman memerintahkan jajarannya untuk melakukan upaya pengejaran bersama Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Polri untuk melumpuhkan jaringan teroris itu.
AKHYAR M NUR