TEMPO.CO, Sidoarjo - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mengoperasikan 13 pompa untuk mengatasi genangan air di Jalan Raya Porong yang hampir sepekan terakhir melumpuhkan perjalanan kereta api dan jalur Surabaya-Malang. "Kalau hari ini tidak hujan, insya Allah bisa surut," kata Humas BPLS Hengki Listria Adi kepada Tempo, Senin, 15 Februari 2016.
Hengki menyebut ketinggian air di sisi barat tanggul kolam lumpur, yang bersebelahan dengan Jalan Raya Porong dan rel kereta, masih 60 sentimeter. Sedangkan di sebelah utara tanggul, mencapai 47 sentimeter. Air menggenangi ratusan rumah warga Desa Gempolsari dan Kalitengah.
Sebanyak 13 unit pompa di tempatkan di beberapa titik, yakni di pintu masuk tol Porong (5 pompa), di jalan keluar tol Porong (2 pompa), di tanggul kolom lumpur titik 71 (4 pompa), di tanggul kolam lumpur titik 21 (1 pompa), dan di Desa Mindi (1 pompa). "Satu unit pompa di titik 71 merupakan dari bantuan pemerintah provinsi.
Hengki menjelaskan air yang disedot pompa di pintu masuk dan keluar tol Porong, serta di tanggul titik 71, kemudian dialirkan ke Sungai Ketapang di sebelah utara kolam lumpur. Adapun air yang disedot dari pompa di Desa Mindi dan titik 21 disalurkan ke kolam lumpur, selanjutnya dialirkan ke Sungai Porong.
Hengki meyakinkan kondisi tanggul kolam lumpur sampai saat ini tidak ada masalah, meski intensitas hujan sepekan terakhir cukup tinggi. "Kami sekarang fokus mengatasi banjir di Jalan Raya Porong."
Hengki sebelumnya mengatakan genangan air di Jalan Raya Porong karena intensitas hujan cukup tinggi, adanya perbaikan jalan tol yang berada di sebelah barat Jalan Raya Porong, dan akibat luapan Sungai Ketapang. "Genangan air kali ini bisa dibilang paling parah."
Akibatnya, sejak Kamis pekan lalu, semua perjalanan kereta yang melintasi wilayah itu terganggu. Perjalanan kereta rute Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi sebagian dibatalkan dan sebagian lainnya dialihkan ke jalur lain. Adapun arus kendaraan (mobil, motor, dan lainnya) dialihkan ke Jalan Raya Arteri Porong.
NUR HADI