TEMPO.CO, Yogyakarta - Juru bicara PT Kereta Api I Daerah Operasi VI Yogyakarta, Eko Budiyanto, mengatakan sejumlah jalur kereta api rawan longsor dan banjir selama musim penghujan. Jalur-jalur itu di antaranya jalur Stasiun Karangsono menuju Stasiun Goprak di Grobogan, Jawa Tengah. Jalur rawan longsor dan ambles itu berada di KM 93701 atau sekitar 300 meter.
Untuk jalur kereta api rawan banjir berada di Sukoharjo menuju Wonogiri, Jawa Tengah. Jalur itu terdapat di Pasar Nguter, Wonogiri, di KM 258-260 atau sekitar 200 meter. Selain itu, PT Kereta Api Indonesia telah memetakan jalur lalu lintas kereta api yang rawan pohon tumbang. Jalur itu ada di Lempuyangan-Maguwoharjo.
Petugas pemantau juga diwajibkan memantau semua jembatan yang rawan ambrol bila debit air tinggi, seperti Purwosari di Solo, Kewek di Yogyakarta, Progo yang menghubungkan Bantul dengan Kulon Progo, serta Bogowonto di Purworejo.
“Petugas kami diwajibkan menyusuri sepanjang rel di sekitar jembatan dengan berjalan kaki,” kata Eko di kantor Humas Daop VI PT Kereta Api Indonesia Yogyakarta, Selasa, 9 Februari 2016.
Menurut Eko, jalur-jalur yang rawan longsor memiliki kontur tanah yang labil ketika musim hujan tiba. Ketika musim kemarau, tanah di jalur-jalur rawan longsor itu retak atau pecah-pecah. Untuk mengantisipasi jalur yang rawan longsor dan ambles, petugas telah membangun talud dan memadatkan tanah. Sedangkan untuk pohon tumbang, petugas sudah menebang pohon-pohon berukuran besar.
Eko juga mengatakan dalam satu hari terdapat 127 kereta api yang beroperasi. Kereta itu terdiri atas kereta api reguler, lokal, dan barang. Selama musim libur hari raya keagamaan, jumlah penumpang kereta api selalu bertambah.
Eko mencontohkan, untuk libur Imlek, kereta api kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif penuh. Untuk kereta ekonomi pada tanggal 7 Februari jumlah penumpang mencapai 9.167, bisnis sebanyak 2.902, dan eksekutif 4.746 orang. Tujuan penumpang di antaranya ke Surabaya, Jakarta, dan Bandung.
SHINTA MAHARANI