Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Kronologi Pengusiran Jemaat Ahmadiyah di Bangka  

Editor

Anton Septian

image-gnews
Sejumlan ibu berjaga dengan duduk di depan masjid Ahmadiyah yang disegel di Jalan Bukit Duri Tanjakan Batu, Tebet, Jakarta 14 Agustus 2015. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Sejumlan ibu berjaga dengan duduk di depan masjid Ahmadiyah yang disegel di Jalan Bukit Duri Tanjakan Batu, Tebet, Jakarta 14 Agustus 2015. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.COJakarta - Juru bicara Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Yendra Budiana, mengatakan pengusiran jemaat Ahmadiyah di Kelurahan Srimenanti, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung, berawal dari kesulitan jemaat mendapatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

"Awalnya dari masalah KTP, kemudian beralih ke isu Ahmadiyah melanggar Surat Keputusan Bersama Menteri dan disebut meresahkan," katanya saat konferensi pers di Hotel Lynt, Petojo, Jakarta, pada Senin, 8 Februari 2016.

Yendra mengatakan jemaat Ahmadiyah di Kelurahan Srimenanti kesulitan mendapatkan KTP sejak setahun lalu. Menurut Yendra, lurah setempat tak bisa mengeluarkan KTP karena ada tekanan dari kelompok masyarakat. "Saya juga tidak tahu mereka siapa," katanya.

Setelah kesulitan mendapatkan KTP, jemaat Ahmadiyah pun kesulitan tinggal di tempatnya sendiri. Mereka diminta angkat kaki dari Srimenanti oleh Bupati Bangka Tarmizi H. Saat.

Menurut Yendra, Bupati Tarmizi bersama dengan Sekretaris Daerah Bangka Fery Insani, Komandan Distrik Militer Bangka Letnan Kolonel Infanteri Utten Simbolon, serta ormas Hizbut Tahrir Indonesia bertemu di Restoran Raja Lait pada Kamis, 4 Februari 2016. Mereka membicarakan ultimatum terhadap Ahmadiyah untuk meninggalkan wilayah Bangka. "Pihak Ahmadiyah tidak mendapat undangan," kata Yendra.

Di hari yang sama, ormas HTI memasang spanduk tentang acara Tablig Akbar penolakan keberadaan Ahmadiyah di Bangka. Rencananya acara digelar pada Jumat, 5 Februari 2016.

Yendra mengatakan Ahmadiyah tak mendapat surat apa pun terkait dengan ultimatum pemerintah agar mereka pergi hingga Jumat, 5 Februari 2016 pagi. Mereka tidak pula bertemu dengan Bupati atau pemerintah.

Baru sekitar pukul 08.40 pagi waktu setempat, Dandim Bangka mendatangi kantor Sekretariat JAI bersama rombongan. "Ia menyatakan mewakili Forum Kerukunan Masyarakat Beragama, meminta JAI bersedia menuruti keinginan pemerintah agar mereka meninggalkan Bangka," kata Yendra.

Terkait dengan permintaan tersebut, pihak JAI meminta surat sebagai pernyataan tertulis. Tujuannya agar JAI dapat merespons melalui tulisan pula. Dandim yang awalnya menolak kemudian setuju. Pertemuan ditunda dari pukul 10.20-11.20 menunggu Dandim berunding.

Selama menunggu, pihak JAI mendapat kabar bahwa Komisi Nasional HAM telah bertemu dengan Bupati Bangka. Mereka sepakat tidak ada pengusiran bagi jemaat Ahmadiyah di Bangka. "Yang ada, pembinaan sebagaimana sewajarnya pemerintah daerah terhadap semua warga negara," kata Yendra.

Seusai berunding, Dandim menyatakan rombongannya mengubah keputusan. Mereka tidak dapat membuat pernyataan ultimatum tertulis dan memilih menyampaikan secara lisan. Pihak JAI kemudian menyatakan bahwa mereka tidak bisa menyikapinya.

Jemaat Ahmadiyah pun menyampaikan bahwa Komnas HAM dan Bupati telah sepakat tidak ada pengusiran ataupun evakuasi. Mereka tetap bisa tinggal di Srimenanti.

Namun pihak Dandim dan rombongan tetap membujuk agar JAI mau pergi. Mereka menyatakan tak tahu perihal pertemuan Komnas HAM dan Bupati Bangka. Perundingan kembali ditunda menunggu salat Jumat usai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertemuan kembali digelar sekitar pukul 14.10 pada Jumat itu. Saat itu, sekelompok massa yang tidak dikenal mulai hadir di lokasi. Pertemuan diakhiri dengan doa bersama. Tak ada kesepakatan di antara keduanya.

Namun tak lama Dandim mendapatkan tekanan dari seseorang, yang disebut Yendra tokoh dari kelompok tertentu. Tim Advokasi untuk Kebhinekaan Indonesia Raya (TAKBIR) menunjukkan videonya. Dalam video, Dandim tampak berdiri dalam lingkaran kecil. Di sebelahnya ada lelaki berambut panjang dan mengenakan peci.

Lelaki tersebut menyatakan, jika jemaat Ahmadiyah tak pergi dari rumah mereka, pihaknya yang akan mengeluarkan barang-barang mereka. Lelaki tersebut juga mengatakan anggotanya siap melakukan aksi kekerasan jika JAI tak kunjung pindah. Sementara itu, jawaban dari Dandim tak terdengar.

Yendra mengatakan lelaki itu tak dikenal warga sekitar Srimenanti. Menurut Yendra, orang itu sempat mengancam akan meratakan rumah jemaat Ahmadiyah jika mereka tak pergi.

Tak lama, polisi wanita mendata ibu dan anak jemaat Ahmadiyah dengan alasan demi standar operasional prosedur (SOP) Kepolisian. Bersama dengan dua jemaat pria, mereka dibawa dengan mobil kendaraan milik JAI ke tempat yang ditentukan JAI. Mereka pergi dengan pengawalan polisi.

Sementara itu, lelaki lain bertahan di Srimenanti. Mereka tinggal di Sekretariat JAI. "Tapi mereka kesulitan bergerak bebas dan normal dengan alasan SOP Kepolisian," kata Yendra. Mereka dibatasi tinggal di Sekretariat dan tidak boleh keluar. Yendra mengatakan makanan pun harus disuplai dari luar.

Dua hari berikutnya, 6-7 Februari, ada seseorang yang datang ke Sekretariat JAI. Mereka meminta jemaat menjual harta serta rumah milik JAI Bangka. Jemaat yang bertahan pun diminta segera keluar dari Srimenanti.

Yendra mengatakan hingga hari ini belum ada kejelasan berupa pernyataan tertulis dari pemerintah kabupaten setelah ultimatum 5 Februari 2016 yang diterima JAI.

Bupati Tarmizi mengakui bahwa dia adalah orang yang memerintahkan untuk mengusir Ahmadiyah dari Bangka. Tarmizi mengatakan bukan pertama kali ini ia meminta masjid Ahmadiyah diratakan dengan tanah.

"Saya ini ngetop di kalangan Ahmadiyah. Saat menjadi Sekda tahun 2010, saya pernah perintahkan untuk menghancurkan masjid Ahmadiyah. Mereka pasti kenal dengan saya. Jadi bukan baru tahu sekarang saat saya minta mereka pindah," ujar Tarmizi kepada Tempo seusai kegiatan rapat koordinasi rencana pemindahan anggota Ahmadiyah di kediaman dinasnya, Rabu malam, 3 Februari 2016.

VINDRY FLORENTIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Usai Penyegelan Masjid Ahmadiyah, Situasi di Nyalindung Garut Kondusif

9 Juli 2024

Ilustrasi pengeras suara masjid. Dok. TEMPO/ Bernard Chaniago
Usai Penyegelan Masjid Ahmadiyah, Situasi di Nyalindung Garut Kondusif

Salah seorang pendamping warga Ahmadiyah di Garut mengatakan penyegelan masjid Ahmadiyah dilakukan tanpa pemberitahuan sama sekali.


Polisi Pantau Kelompok Khilafatul Muslimin di Bangka

13 Juni 2022

Kelompok ini menjadi viral setelah video konvoi mereka menggunakan sepeda motor di Jakarta Timur menyebar luas di media sosial, Ahad, 29 Mei 2022
Polisi Pantau Kelompok Khilafatul Muslimin di Bangka

Polres Bangka memantau pergerakan kelompok Khilafatul Muslimin di wilayahnya. Belum punya sekretariat khusus.


Bupati Bangka Sebut Pasokan BBM Terganggu karena Faktor Cuaca

11 Desember 2021

Seorang warga berada di SPBU yang tutup, kawasan Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu, 13 Oktober 2021. Tutupnya SPBU tersebut diduga karena keterlambatan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) khususnya di wilayah Medan dan Deliserdang beberapa pekan terakhir. ANTARA/FRANSISCO CAROLIO
Bupati Bangka Sebut Pasokan BBM Terganggu karena Faktor Cuaca

Bupati Bangka Mulkan mengatakan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dari Palembang terhambat akibat adanya ombak yang tinggi di perairan.


Doni Monardo ke Lahan Bekas Tambang Timah: Lihat dari Pesawat Berlubang-lubang

14 November 2021

Buruh tambang timah saat berkerja di lokasi tambang di Belitung, 1930. Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute (KIT)
Doni Monardo ke Lahan Bekas Tambang Timah: Lihat dari Pesawat Berlubang-lubang

Doni Monardo meninjau sekaligus melakukan penanaman pohon di lahan bekas penambangan bijih timah di Bangka Belitung.


Ketua DPRD Bangka Digigit Buaya saat Cuci Tangan

2 November 2021

Seekor buaya muara ditemukan di Kabupaten Langkat, dan dititipkan di Penangkaran Asam Kumbang Medan akhirnya mati. (ANTARA/ Ilustrasi.)
Ketua DPRD Bangka Digigit Buaya saat Cuci Tangan

Ketua DPRD Kabupaten Bangka, Iskandar, memperkirakan ada lebih dari satu buaya di kebun sawit miliknya.


Desa di Bangka Ini Ubah Bekas Lahan Tambang Biji Timah Jadi Agrowisata

23 November 2020

Agrowisata Betrand Park Bangka. Dok.Antara
Desa di Bangka Ini Ubah Bekas Lahan Tambang Biji Timah Jadi Agrowisata

Pengembangan kawasan agrowisata itu memberdayakan masyarakat desa dan UMKM setempat.


New Normal, Hotel dan Restoran di Bangka Belitung Dibuka Kembali

10 Juni 2020

Objek wisata Pulau Lengkuas, Belitung.
New Normal, Hotel dan Restoran di Bangka Belitung Dibuka Kembali

Hotel dan restoran di Bangka Belitung sudah kembali beroperasi dengan diterapkannya new normal oleh pemerintah.


Edhy Prabowo Jelaskan Alasan Tak Tenggelamkan Kapal Pencuri Ikan

17 November 2019

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tiba di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat. Ia secara mendadak dipanggil oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Selasa sore, 29 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Edhy Prabowo Jelaskan Alasan Tak Tenggelamkan Kapal Pencuri Ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berjanji menindak tegas pelaku pencuri ikan di perairan laut Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.


Edhy Prabowo Dicecar Nelayan Soal Pendangkalan dan Bajak Laut

16 November 2019

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bersama Gubernur Erzaldi dan Dirjen KKP meninjau pendangkalan alur muara yang dikeluhkan nelayan selama 10 tahun di Pelabuhan Jelitik, Sungailiat, Sabtu Sore, 16 November 2019. Selain itu, Edhy juga dicecar nelayan soal keberadaan bajak laut, birokrasi panjang pengurusan izin, kesulitan mendapatkan BBM hingga maraknya tambang timah laut ilegal. Foto : servio maranda
Edhy Prabowo Dicecar Nelayan Soal Pendangkalan dan Bajak Laut

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam kunjungannya ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat dicecar nelayan.


Edhy Prabowo Janji Segera Selesaikan Pendangkalan Muara di Bangka

16 November 2019

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo mengamati suasana Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta, Senin, 28 Oktober 2019. Dalam kunjungannya, Menteri Edhy Prabowo berjanji akan memperbaiki komunikasi antara pemerintah dengan nelayan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi seperti perizinan, alat tangkap dan kapal. ANTARA
Edhy Prabowo Janji Segera Selesaikan Pendangkalan Muara di Bangka

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berjanji segera menyelesaikan persoalan pendangkalan di muara Air Kantung Sungai Liat.