TEMPO.CO, Pangkalpinang - Banjir bandang menghantam Desa Sungai Selan pada pukul 02.00, Senin, 8 Februari 2016, saat penduduk sedang terlelap. Seorang penduduk desa yang terletak di Kecamatan Selan, Kabupaten Bangka Tengah, tersebut, Bambang, saat itu sedang tidur di pondok kebunnya bersama anak dan istrinya. Arus banjir yang menerjang apa saja sempat membuat mereka hanyut.
Beruntung, mereka bisa bergayut di pohon besar, sehingga keluarga ini selamat. Di atas pohon itulah, Bambang dan keluarganya bertahan sekitar enam jam hingga amukan banjir reda. Keluarga itu ditemukan pada pukul 10.00 di pohon oleh kerabat yang mencari mereka. "Saat ini mereka selamat. Namun kondisi mereka masih lemas dan kedinginan,” ujar Mang Dai, kerabat Bambang.
Menurut Mang Dai, kebun cabai milik Bambang terletak di dekat Jembatan Ginok, Sungai Selan. Akibatnya, “Sebanyak 3.000 batang cabai yang siap panen rusak berat akibat diterjang banjir," tuturnya.
Mang Dai mengatakan banjir bandang yang menghantam Sungai Selan tidak semata-mata akibat guyuran hujan deras. Menurut dia, banyaknya aktivitas tambang timah ilegal di aliran sungai membuat sungai menjadi dangkal dan tidak bisa lagi menahan tingginya volume air. "Seharusnya tidak boleh ada tambang timah di sekitar sungai. Itu harus dihentikan, karena ke depan pasti akan terjadi banjir lagi," ucapnya.
SERVIO MARANDA