TEMPO.CO, Pekanbaru - Empat mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara asal Riau kesasar ke Boyolali, Jawa Tengah. Mereka tergabung dalam rombongan eks anggota Gafatar asal daerah tersebut saat dievakuasi dari Menpawah, Kalimantan Barat.
"Kami diminta untuk menjemput mereka secepatnya," kata Kepala Dinas Sosial Riau Syarifudin, Kamis, 4 Februari 2016.
Syarifudin mengatakan pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendata empat anggota eks Gafatar yang ditampung di Asram Haji, Boyolali, asal Riau berdasarkan kartu tanda penduduknya.
"Pemerintah Jawa Tengah telah mengirim surat pemberitahuan kepada pemerintah Riau agar segera menjemput mereka," ujar Syarifudin.
Menurut Syarifudin, pendataan rombongan eks anggota Gafatar saat dibawa dari Kalimantan sedikit semrawut lantaran banyaknya jumlah mereka yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Syarifudin mencontohkan, rombongan eks anggota Gafatar provinsi Kepulauan Riau berjumlah 107 orang juga sempat tergabung dalam rombongan asal Riau berjumlah 152 orang. Karenanya, saat itu, Kementerian Sosial menyebut eks anggota Gafatar asal Riau sebanyak 259 orang.
"Sebenarnya Riau dan Kepulauan Riau beda provinsi," katanya.
Setelah dilakukan pendataan ulang, menurut Syarifudin, jumlah eks anggota Gafatar asal Riau hanya 152 orang. Semuanya sementara waktu di tampung di Rumah Persinggahan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus milik Kementerian Sosial.
Belakangan, Syarifudin menambahkan, 17 orang di antaranya telah dijemput langsung oleh keluarga masing-masing. Saat ini tersisa 135 di Jakarta dan empat di Jawa Tengah.
Syarifudin menyebutkan, rombongan eks Gafatar asal Riau rencananya akan dipulangkan Sabtu, 6 Februari 2016. Jadwal pemulangan sempat tertunda beberapa kali karena terbentur anggaran.
Pemerintah Riau telah mencari solusi untuk kepulangan eks anggota Gafatar yang menelan biaya Rp 350 juta. Pemulangan bakal dilakukan lewat darat menggunakan bus dari Jakarta.
Syarifudin mengusulkan, setelah tiba di Riau, para eks anggota Gafatar untuk sementara diinapkan di asrama Batalion 132/Bima Sakti Pekanbaru. Sebab, ruangan RPTC milik Dinas Sosial tidak mencukupi menampung 139 orang tersebut.
RIYAN NOFITRA