TEMPO.CO, Pekanbaru - Seekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati di kawasan Suaka Margasatwa Balairaja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau. Gajah betina dewasa itu mati di perkebunan milik warga sekitar pukul 06.00 pagi, Rabu, 3 Februari 2016.
"Kematian gajah awalnya ditemukan oleh warga sekitar," kata Ketua Himpunan Pegiat Alam (Hipam) Husni, saat dihubungi Tempo, Rabu, 3 Februari 2016.
Husni mengatakan kematian gajah tidak jauh dari permukiman warga. Namun belum diketahui persis penyebabnya.
"Kami masih melakukan investigasi penyebabnya," kata Husni.
Husni mengatakan, saat ditemukan warga, bagian tubuh gajah yang mati itu masih utuh. Kedua gadingnya pun tidak hilang. Namun ada temuan luka bakar di bagian belalai.
"Ada luka bakar di bagian belalainya, kemungkinan tersengat listrik," ujarnya.
Sebelum ditemukan mati, menurut Husni, gerombolan gajah liar pada malam hari sempat masuk permukiman warga di kawasan Kopelapip, Duri. Warga yang resah kemudian melakukan pengawasan di permukiman.
Namun pihaknya enggan berspekulasi mengenai penyebab kematian gajah itu. Kata Husni, kasus gajah masuk permukiman memang kerap terjadi di kawasan Balairaja hingga permukiman warga di Duri. Gajah kian terdesak akibat tingginya deforestasi hutan menjadi kebun sawit.
Menurut Husni, Suaka Margasatwa Balairaja memiliki luas 18 ribu hektare. Akibat tingginya deforestasi kawasan hutan, saat ini hanya tersisa 200 hektare. Akibatnya, populasi gajah di Balairaja kian terancam. Saat ini diperkirakan hanya bersisa 20 hingga 30 ekor saja. Kasus kematian gajah saban tahun terus terjadi di kawasan itu.
Tahun lalu, seekor gajah jantan juga ditemukan tewas dalam konsesi perusahaan hutan tanaman industri akibat perburuan gading. Polisi berhasil mengungkap sindikat pencurian gading gajah tersebut.
"Seharusnya ini menjadi perhatian pemerintah mempertahankan keseimbangan alam," kata Husni.
Berkurangnya kawasan hutan di Balairaja membuat kawanan gajah sesekali bermigrasi ke Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil.
Namun, dalam rentang waktu empat bulan, gajah-gajah tersebut bakal kembali ke Balairaja. Dalam masa itu kawanan gajah kerap memasuki permukiman warga lantaran kawasan hutan terus berkurang.
RIYAN NOFITRA