TEMPO.CO, Malang - Belasan orang bekas anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Kabupaten Malang segera dipulangkan ke desa asal masing-masing. Mereka merupakan bagian dari sekitar 315 bekas anggota Gafatar yang dipulangkan dari Kalimantan.
Belasan warga itu kini ditampung sementara di Asrama Transito milik Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur yang berada di Jalan Margorejo, Surabaya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Choirul Fathoni mengatakan jumlah warga Kabupaten Malang yang menjadi anggota Gafatar belum bisa dipastikan. “Jumlah yang beredar antara 11, 14, dan 15 orang,” ujarnya ketika dihubungi, Senin, 25 Januari 2016.
Baca juga: HTI: Kami Berjuang demi Khilafah, tapi Beda dengan ISIS
Mereka berasal dari Desa Kromengan dan Desa Karangrejo, Kecamatan Kromengan, serta Desa Kademangan di Kecamatan Pagelaran. “Untuk jumlah pastinya, saat ini kami sedang mengikuti rapat koordinasi di Surabaya bersama instansi terkait,” katanya.
Menurut Choirul, pemulangan mereka harus direncanakan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan polemik baru di desa asal. Nantinya Bakesbangpol bersama Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Komunitas Intelijen Daerah, Kementerian Agama, Dinas Sosial, dan Forum Kerukunan Umat Beragama akan mengadakan rapat koordinasi untuk mengurus keberadaan bekas anggota Gafatar tersebut. “Teknis kepulangannya ke Malang itu sepenuhnya kewenangan Dinas Sosial.”
Kepala Desa Kromengan Suparno menambahkan, di desanya ada lima bekas anggota Gafatar. Mereka berasal dari Dusun Krajan dan diam-diam meninggalkan desanya sejak dua tahun lalu. Sekarang, di rumah mereka, hanya ada ibu dari keluarga bekas anggota Gafatar yang ditemani seorang anaknya. “Sejauh ini, kondisi masyarakat kami tetap kondusif.”
ABDI PURMONO