TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan bahwa pada tahun ini dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri akan memakai sistem Computer Based Testing atau CBT. "Ini perbedaan dengan tahun lalu yang akan dilakukan," kata Nasir saat ditemui di kantor Kemenristekdikti, pada Jumat 15 Januari 2016.
Nasir melanjutkan bahwa dalam mengoptimalkan ujian komputer yang akan dilakukan dalam SBMPTN, pihaknya meminta bantuan dari PT. Telkom untuk membantu agar terjadi masalah dalam hal konektivitas. "Agar tak ada masalah dalam CBT-nya nanti," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa untuk melakukan hal itu, akan digunakan infrastruktur yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi negeri, jadi bukan menggunakan peralatan yang dibeli baru untuk tes itu. "Efisiensi, gunakan infrastruktur kampus masing-masing."
Menurut Nasir hal ini penting untuk penghematan, dan terutama sekali dengan seleksi berbasis komputer ini, dianggap lebih aman dari kecurangan. "Jadi ada penghematan, terutama sekali keamanan, keamanan data," kata dia.
Pelajar yang akan mengikuti SBMPTN nantinya akan dikenakan biaya, dan biaya ini menurut Nasir bukan semata-mata ada pengurangan subsidi, tapi juga karena pembiayaan yang tiap tahun terus naik. "Kadang-kadang SBMPTN itu banyak orang yang cuma spekulasi saja."
Mengenai kesiapan perguruan tinggi negeri dalam menyelenggarakan ujian komputer ini, Ketua Umum Panitia Nasional SNMPTN dan Panitia Pusat SBMPTN Rochmat Wahab mengatakan sejauh ini baru ada 13 PTN yang siap. "Kami masih review, masih bisa bertambah dan berkurang."
Seleksi dengan menggunakan komputer ini hanya berlaku untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), yang merupakan ujian masuk perguruan tinggi negeri dengan berdasarkan hasil ujian. Selain dengan metode komputer, SBMPTN juga akan dilakukan metode cetak atau Paper Based Testing.
DIKO OKTARA