TEMPO.CO, Pekanbaru - Pria beransel hitam ditangkap Tim Gegana Kesatuan Brimob Kepolisian Daerah Riau karena dicurigai membawa bom. Setelah diperiksa, pria bernama Boy Hutagalung, 28 tahun, warga Jalan Dalil Tani, Pematang Siantar, Sumatera Utara, ternyata seorang pengangguran yang ingin mencari kerja di Pekanbaru.
Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo menyebutkan Boy adalah seorang perantau yang berada di Pekanbaru sejak 14 Desember 2016. “Dia ingin mencari pekerjaan di Pekanbaru,” kata Guntur.
Baca Juga:
Menurut Guntur, Boy tiba di Pekanbaru pukul 05.00 pagi dengan menumpangi bus antarprovinsi. Selama di Pekanbaru, ia tidur di bawah fly over. Sebelumnya dia sempat bekerja di warung internet di Pematang Siantar.
Setelah diperiksa, kata Guntur, ternyata isi ransel yang dibawa Boy hanya pakaian dan power bank, plastik kresek, juga buku. Menurut Guntur, tidak ada barang berbahaya ditemukan dalam ransel miliknya. Tindakan pengamanan yang dilakukan polisi merupakan bentuk antisipasi terhadap aksi teror seperti yang terjadi di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin.
Sikap Boy yang mengenakan topi, baju, dan ransel hitam mengundang kecurigaan. Dia sempat mondar-mandir di kawasan perumahan pejabat daerah di Jalan Diponegoro. “Kami akan mengambil langkah antisipasi jika ada gerak mencurigakan,” ujarnya.
Sebelumnya, Tim Gegana Brimob Polda Riau mengamankan seorang pria beransel hitam yang diduga berisi bom, di bawah fly over, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Polisi pasukan dilengkapi dengan alat pendeteksi X-tray dan metal detector untuk mengamankan ransel yang dibawa pria tersebut.
Tas kemudian diangkut menggunakan alat khusus dan dimasukkan ke dalam kotak besi di mobil antiteror. Proses evakuasi ransel mengundang perhatian masyarakat Pekanbaru. Polisi menutup jalan sehingga menimbulkan kemacetan di sepanjang jalan protokol itu. Warga memenuhi trotoar di seberang jalan untuk melihat pasukan Gegana mengamankan tas yang diduga bom.
RIYAN NOFITRA