TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme Mardigu Wowiek Prasantyo menilai serangan bom di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta, mirip dengan serangan yang dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. “Kelompok ISIS biasanya menyerang dengan senjata seperti serangan di Sarinah,” katanya saat dihubungi, Kamis, 14 Januari 2016.
Menurut Mardigu, seperti yang terjadi di Paris, Perancis, beberapa waktu lalu, ISIS menyerang korban dengan senjata api, baik senjata laras panjang, pisau, atau pistol. Selanjutnya bila mereka tertekan, yang akan dilakukan teroris ISIS adalah melakukan bom bunuh diri. “Kelompok ISIS itu dibekali pendidikan untuk memegang senjata api,” katanya.
Hal itu berbeda dengan gaya serangan yang dilakukan oleh kelompok radikal Al Qaeda. mardigu mengambill contoh serangan Bom Bali beberapa tahun lalu yang diduga dilakukan oleh kelompok Al Qaeda. “Kalau Al Qaeda, cara melukai orangnya dengan bom bunuh diri, ISIS dengan menyerang,” katanya.
Dalam gambar pada kejadian bom di Sarinah di televisi, Mardigu pun melihat ada ada etnis Uighur, Cina di lokasi. Menurutnya beberapa teroris dari etnis itu sempat ditangkap di Poso, Sulawesi Tengah. Ia mengatakan ISIS sempat mengembangkan anggotanya di daerah Cina dengan etnis Uighur. Ia pun menduga kelompok radikal ini masuk Indonesia dari Poso.
Teror di Jakarta pada 14 Januari sekitar pukul 10.00. Teror itu berupa ledakan yang terjadi di dekat pos polisi lalu lintas di Jalan Thamrin, depan Sarinah, Jakarta Pusat. Tak lama setelah ledakan itu, sejumlah orang beransel menyerang beberapa polisi dan warga sipil dengan senjata api.
MITRA TARIGAN
Intelijen Pantau 101 WNI Kelompok ISIS yang... oleh tempovideochannel