TEMPO.CO, Probolinggo-Erupsi Bromo dilaporkan melambungkan material vulkanis berupa debu hingga ketinggian 4 ribu meter lebih di atas permukaan laut, Selasa, 12 Januari 2016. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Kabupaten Probolinggo menyatakan asap beserta material abu vulkanis itu menyembur dari kawah Bromo dengan tekanan kuat hingga setinggi 1.800 meter di atas puncak kawah atau 4.129 meter di atas permukaan laut.
Asap mengarah ke selatan dan tenggara. Pengamatan kegempaan menunjukkan tremor masih terus-menerus dengan amplitudo maksimum 3-25 milimeter dominan 5 milimeter. Sejak Selasa dinihari hingga pagi terjadi tiga kali gempa letusan. Durasinya antara 9.44s hingga 17.89s dengan amplitudo maksimum 35-36 milimeter. Suara gemuruh terus terdengar dari kawah Bromo dan teramati juga samar-samar sinar api dari kawah aktifnya.
Pengamatan Pos PGA Bromo antara Selasa pagi ini hingga pukul 12.00, terjadi kembali gempa letusan selama empat kali dengan durasi 10.69-14.72s dengan amplitudo maksimum 25-35 milimeter. Terdeteksi pula gempa vulkanik dalam yang terjadi dua kali dengan amplitudo maksimum 25-36 milimeter. Semburan material vulkanis dengan tekanan kuat membubung hingga ketinggian 1.800 meter di atas puncak kawah atau 4129 meter di atas permukaan laut.
Kendati demikian, status aktivitas Bromo masih tetap di level III atau siaga. Sebelumnya, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Hendra Gunawan terkait dengan gempa vulkanik yang terjadi sebagai aktivitas magmatis sangat dangkal di lubang kawah Gunung Bromo. "Ini membuat secara visual teramati sinar api," kata Hendra. Dia mengatakan, kedua fenomena itu saling mendukung dan mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanis Gunung Bromo masih tinggi.
DAVID PRIYASIDHARTA