TEMPO.CO, Makassar--Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Selatan kubu Romahurmuziy tak membantah bahwa berusaha membubarkan kegiatan PPP pimpinan Djan Faridz yang digelar di Four Point by Sheraton, Makassar, Sabtu, 9 Januari 2015.
"Benar, kegiatan PPP kubu Djan Faridz berusaha kami bubarkan. Kami kecewa karena kubu Djan tidak berupaya mendukung upaya islah," kata Wakil Ketua PPP Sulawesi Selatan kubu Romy, Rizal Syarifuddin, melalui pesan singkat.
Menurutnya, massa yang berupaya membubarkan kegiatan PPP kubu Djan berasal dari Dewan Pimpinan Cabang Pinrang, Gowa, Takalar, dan Jeneponto. Rizal mengaku upaya pembubaran itu atas inisiatif sendiri dan tanpa perintah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Sulawesi Selatan. "Inisiatif para kader untuk menjaga upaya islah."
Menurut dia, Djan, Humprey Djemat dan Habil Marati tidak bisa lagi mengatasnamakan PPP setelah Kementerian Hukum dan Ham mencabut SK Kepengurusan hasil Muktamar Surabaya dan tidak mensahkan SK kepengurusan hasil Muktamar Jakarta.
Kementerian mengembalikan SK Kepengurusan hasil Muktamar Bandung yang digelar pada 2011 lalu. "Djan, Humprey, Habil tidak masuk dalam nomenklatur produk kepengurusan Muktamar Bandung 2011 lalu," ujarnya.
PPP Sulawesi Selatan di bawah Amir Uskara selaku ketua dan Muhammad Aras sebagai sekretaris akan berkoordinasi dengan pihak berwajib terkait penggunaan simbol partai di luar dari produk Muktamar Bandung.
Peringatan Hari Lahir PPP yang dihadiri oleh Djan Faridz mengalami gangguan, setelah sekitar sepuluh orang datang dan mencoba membubarkan kegiatan tersebut.
Meski sempat mengalami gangguan pelaksanaan peringatan Harlah PPP ke-43 kubu Djan tetap berlanjut setelah sejumlah polisi yang mengamankan pelaksanaan mampu meredam kisruh yang terjadi.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI