TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan ibunya, Sumarni Prajitno (almarhumah), berpesan agar seluruh anaknya tidak neko-neko (bertingkah aneh-aneh) dalam menjalani hidup. "Ibu berpesan jangan neko-neko, kerja keras, hidup apa adanya, karena itu falsafah Jawa, tapi Islami," kata dia di rumahnya di Jalan Ambas No. 18, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Januari 2016.
Pramono menjelaskan, ibunya juga berpesan agar tidak aneh-aneh dalam menjalankan hidup karena membawa nama baik orang tua. Sumarni menderita sirosis dan radang paru-paru selama sekitar satu bulan. "Ibu tipe orang yang tidak suka mengeluh (ketika menderita sakit)," ujarnya.
Pramono mengaku selalu menelepon di mana pun ibunya berada. "Saya selalu menelepon ibu. Itu jadi doa untuk saya," ujarnya.
Kabar sakitnya sang ibunda didapat Pramono ketika ia ikut rapat terbatas di Istana Negara, Rabu, 6 Januari 2016, sekitar pukul 14.00 WIB. Berselang setengah jam, Pramono meminta izin meninggalkan rapat setelah mendengar kondisi Sumarni melemah.
Sampai di rumah, Pramono mengaku sempat mengazani Sumarni sebelum meninggal pada pukul 15.17 WIB. "Itu saya lakukan sebelum ibu meninggal. Adik saya sedang dalam perjalanan dari Jerman, kakak saya sedang umrah, dan kemungkinan besok (Kamis 7 Januari) baru sampai," katanya.
Menurut Pramono, jenazah Sumarni akan dimakamkan di makam keluarga di Yogyakarta pada Kamis, 7 Januari 2016, dan diberangkatkan dari Bandara Halim Perdanakusuma. "Pukul 23.00 WIB dari Halim Perdanakusuma menuju Yogyakarta dan langsung ke tempat pemakaman," tuturnya.
ANTARA