TEMPO.CO, Makassar - Kecelakaan lalu lintas terjadi di jalur trans Sulawesi, tepatnya di Desa Buntu Torpedo, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Minggu, 27 Desember, 2015 sekitar pukul 10.00 Wita. Dalam peristiwa itu, tiga bocah yang mengendarai sepeda motor tewas tertabrak bus.
"Ketiga anak itu meninggal di lokasi kejadian," kata juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, Minggu, 27 Desember 2015.
Ketiga bocah korban lakalantas maut itu adalah Anno Herman (13), Joring (11), dan Saddang (13). Mereka merupakan warga Desa Torpedo Jaya. "Anno membonceng kedua rekannya," ucap Barung.
Sepeda motor yang dikendarai sang bocah melaju kencang dan akhirnya tertabrak bus DD 7799 B yang dikemudikan Zainal (25), warga Kecamatan Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Untuk memastikan kronologi kejadian, polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara.
Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi-saksi dan hasil olah TKP, terungkap bahwa sepeda motor yang dikendarai Anno melaju dengan kencang. Ketiga bocah itu melintas dari arah barat menuju timur alias Palopo-Masamba. Sesaat sebelum peristiwa nahas itu, Anno berniat melambungkan sepeda motornya. Sial, Anno tak mampu mengendalikan laju kendaraannya yang oleng ke lajur lainnya. Seketika itu, bus yang dikendarai Zainal dari arah berlawanan menabrak ketiga bocah itu.
Barung mengatakan lokasi kecelakaan maut itu berjarak sekitar 423 kilometer dari Makassar. Imbas tabrakan itu, ketiga bocah tewas dengan luka mengenaskan. Kecelakaan maut itu menjadi pembelajaran bagi semua pihak, khususnya orang tua, agar tidak memberikan kendaraan kepada anak yang belum cukup umur. Rasa sayang terhadap buah hati tidak boleh diartikan dengan menuruti segala kemauannya, termasuk membelikan kendaraan, bila belum waktunya. Musababnya, salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas adalah kelalain. "Anak di bawah umur itu masih labil," tuturnya.
Berdasarkan data Polda Sulawesi Selatan dan Barat, hingga November ini, tercatat 4.444 kasus lakalantas yang mengakibatkan 1.057 korban tewas, 761 korban luka berat dan 4997 korba luka ringan. Kerugian material akibat lakalantas itu mencapai Rp 12,451 miliar.
Barung menyebutkan kecelakaan lalu lintas ibaratnya pembunuh massal. Bila dirata-rata, tiap hari tiga orang meninggal di jalanan lingkup Sulawesi Selatan dan Barat setiap harinya.
TRI YARI KURNIAWAN