TEMPO.CO, Bandung - Menjelang libur panjang dan libur sekolah, Kota Bandung rawan macet dan kejahatan. Hal tersebut diungkapkan petugas kepolisian, Briptu Bagus Muhammad. Banyaknya tur wisata sekolah menuju Bandung membuat sejumlah ruas jalan di pusat kota macet. Parkir liar dan juga banyaknya kendaraan seperti bus yang melintas membuat arus lalu lintas tersendat.
"Libur sekolah sudah tiba. Antisipasi macet saat ini, petugas lalu lintas menyebar di tempat rawan macet dan juga berjaga di dekat kantong-kantong parkir," ujar Bagus saat ditemui di Jalan Asia Afrika, Selasa, 22 Desember 2015.
Selain kemacetan, tindak kejahatan juga dikeluhkan petugas parkir di area padat pengunjung, seperti Alun-alun dan Jalan Asia Afrika. Hingga saat ini, sudah ada empat pencurian helm di kawasan tersebut selama seminggu. Menurut Yana, 30 tahun, petugas parkir di kawasan tersebut, pencurian terjadi kebanyakan karena kelalaian pengendara.
"Biasanya yang parkir cuma ngegantung helm di setang, enggak diselot di jok motor. Kita sebagai petugas parkir enggak bisa memantau karena banyaknya kendaraan," katanya.
Keluhan yang sama juga dialami Linda Putri, seorang mahasiswi asal Jakarta yang tengah menghabiskan masa liburan di Bandung. Linda mengaku, selama berlibur, dia sudah dua kali mendapat tindak kejahatan. Linda kehilangan dompet dan juga kaca spion mobil yang sedang ia parkir di sekitar Pasar Baru.
"Kemarin Jumat, kebetulan lagi nganter teman jalan di sekitar Braga, tiba-tiba dompet teman saya hilang dan ternyata tasnya sudah sobek kayak disayat gitu. Terus hari ini, spion saya dicongkel yang sebelah. Kesel, sih. Niat liburan malah sial. Males juga kalau harus buat laporan ke kantor polisi," tutur Linda.
Ia juga menuturkan kekecewaannya terhadap pengamanan yang kurang. Selain itu, banyaknya pengunjung yang datang ke Bandung tidak sesuai dengan jumlah parkiran serta fasilitas pedestrian yang mencukupi. Dengan demikian, bukan hanya parkir liar yang membuat macet, tapi pejalan kaki yang bergerombol di beberapa trotoar jalan juga membuat pengendara harus berhati-hati agar tidak menabrak pejalan kaki.
DWI RENJANI