TEMPO.CO, Jambi - Warga Desa Kungkai, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, terlibat bentrok dengan Suku Anak Dalam, Selasa sore kemarin, 15 Desember 2015.Pertikaian ini dipicu oleh tindakan salah seorang warga Kungkai yang meludah di depan kelompok Suku Anak Dalam.
Kejadian berawal saat warga Kungkai tersebut pulang berobat dari Kota Jambi. Tepat di depan warga Suku Anak Dalam, warga Kungkai yang disebut-sebut mengalami gangguan jiwa itu meludah. Karena tersinggung, Suku Anak Dalam, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Suku Kubu, langsung memukuli pemuda itu.
Tidak terima warganya dipukuli, sekitar seratus warga Kungkai bersenjata parang dan pisau mendatangi pondok Suku Anak Dalam di dalam hutan. Jarak antara Kungkai dan hutan sekitar satu kilometer.
Melihat ratusan orang berdatangan, Suku Anak Dalam yang berjumlah 20 orang itu berupaya lari masuk hutan sambil membawa senjata api rakitan. Sembari menghindar, mereka melepaskan tembakan ke arah warga Kungkai yang mengepung.Menurut pengakuan warga, sedikitnya terdengar empat kali suara letusan senjata.
Tembakan itu mengenai kepala warga bernama Darmawis, 48 tahun, dan pinggul Koko, 20 tahun. Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kolonel Abunjani di Bangko, Ibu Kota Kabupaten Merangin. Namun nyawa Darmawis tak tertolong. Untuk melampiaskan kemarahannya, warga Kungkai akhirnya membakar tujuh motor dan pondok Suku Anak Dalam.
Kepala Polisi Resor Merangin Ajun Komisaris Besar Mungaran Kartayuga membenarkan bahwa bentrokan itu disebabkan oleh ulah warga Kungkai yang meludah di depan Suku Anak Dalam. "Memang bagi kita meludah itu hal sepele, tapi bagi Suku Anak Dalam itu bentuk penghinaan," ujarnya.
Menurut Mungaran, situasi di lokasi bentrokan sudah relatif kondusif. Polisi, kata dia, sedang mengejar pelaku penembakan yang bersembunyi di dalam hutan. "Kami minta mereka menyerahkan diri, kami menjamin keselamatan mereka," katanya, Rabu, 16 Desember 2015.
Bupati Merangin, Al Haris, menuturkan permukiman Suku Anak Dalam yang berdekatan dengan Kungkai tidak mungkin dipertahankan. Haris akan berupaya memindahkan permukiman tersebut ke kawasan hutan. "Karena konflik antara wargaKungkai dan Suku Anak Dalam sering terjadi. Selama lima tahun terakhir ini sudah tiga kali," katanya.
SYAIPUL BAKHORI