TEMPO.CO, Surabaya - Peti penyimpan jenazah ahli Benedict Anderson dibuka di Ruang 8 Rumah Persemayaman Adi Jasa Surabaya, Selasa, 15 Desember 2015, mulai pukul 09.30 WIB. Rencananya, jenazah baru akan dikremasi pada Sabtu, 19 Desember 2015.
"Peti akan dibuka sampai Jumat mendatang," kata Raissa, panitia upacara kremasi, Selasa, 15 Desember 2015.
Edu Manik, kerabat Ben yang menjadi penanggung jawab jenazah, mengatakan, upacara kremasi ditunda untuk menunggu kedatangan keluarga Ben dari Amerika Serikat.
Rencananya ada dua adik Ben yang akan datang ke Indonesia. Mereka adalah Perry Anderson dari Amerika Serikat dan Melani Anderson dari Inggris. Diperkirakan keduanya akan datang pada Kamis, 17 Desember 2015.
Selain itu, upacara kremasi menunggu orang terdekat Ben, yaitu Byen Abel yang merupakan koleganya di Amerika Serikat, serta Henry Navoa, kolega Ben dari Manila, Filipina.
Menurut wasiat yang ada, abu jenazah nantinya akan disebar paling banyak di Laut Jawa. Sebagian lain di beberapa kota di Filipina, Thailand, dan Amerika Serikat. Titik pasti lokasi-lokasi itu masih didiskusikan. "Byen Abel yang bisa membaca wasiatnya," kata Edu.
Ben Anderson, 79 tahun, adalah seorang Indonesianis yang juga profesor di Universitas Cornell, Amerika Serikat. Dia menulis Cornell Paper pada 1965 yang membuatnya dilarang datang ke Indonesia di masa pemerintahan Orde Baru.
Lelaki kelahiran Cina ini meninggal di Kota Batu, Jawa Timur, dalam perjalanannya seusai memberi kuliah umum di kampus Universitas Indonesia, pada Minggu, 13 Desember 2015. Diduga Ben meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya.
SITI JIHAN SYAHFAUZIAH