TEMPO.CO, Malang - Sempat ditutup tiga hari sejak Jumat pekan lalu dan dibuka pada Senin, kini aktivitas di Bandar Udara Abdulrachman Saleh kembali ditutup untuk alasan yang sama.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandar Udara Abdulrachman Saleh Suharno mengatakan, sebaran abu vulkanik tipis di udara tetap berbahaya bagi pesawat yang sedang mengudara kendati kondisi bandara yang berlokasi di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu tampak bersih dari debu Bromo.
Penghentian sementara kegiatan penerbangan sipil tersebut berdasarkan notice to airmen atau Notam terbaru yang dikeluarkan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) alias AirNav Indonesia.
“Penutupan mulai jam 10 pagi hari ini dan insya Allah bisa dibuka lagi Rabu besok di jam yang sama,” kata Suharno, Selasa, 15 Desember 2015.
Sebelum kegiatan operasional bandara ditutup, pesawat Sriwijaya Air dan Batik Air sempat mendarat. Suharno memastikan tiap maskapai mempunyai kebijakan masing-masing dalam mengurus para penumpangnya. “Sudah kami informasikan ke masing-masing maskapai bahwa kebijakan ini harus dipatuhi dan dimaklumi oleh calon penumpang,” ujar Suharno.
Manajer Distrik Sriwijaya Air Muhammad Yusri Hansyah menyatakan telah menginformasikan penutupan sementara bandara kepada seluruh calon penumpang. Sriwijaya mengalihkan penumpang tujuan Jakarta ke Bandar Udara Internasional Juanda di Sidoarjo.
“Tidak dibatalkan, hanya dialihkan ke Juanda. Seluruh penumpang kami sudah maklum, apalagi (penutupan sementara) ini bukan yang pertama dan sudah diketahui secara luas sebelumnya,” kata Yusri.
ABDI PURMONO