TEMPO.CO, Parepare – Pemerintah Kota Parepare telah memiliki data ruas lahan yang akan dilewati jalur Kereta Api Trans Sulawesi sepanjang sekitar 11 kilometer. Ini diungkapkan Kepala Bagian Pemerintahan Sekretariat Kota Parepare, Andi Nurhatina, saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
"Saat ini tim sedang melakukan pengukuran luas tanah," kata dia. Nurtina menyebutkan, setidaknya ada sekitar 200 pemilik tanah sepanjang jalur ini yang tanahnya akan dibeli pemerintah kota. Untuk itu, pemkot telah melakukan sosialisasi kepada para pemilik lahan.
"Sosialisasi kemarin, dihadiri para pemilik lahan yang terkena pembebasan," kata dia. Nurtina menjelaskan pemkot akan menggunakan konsep pembayaran ganti untung kepada para pemilik lahan.
Ini dilakukan sambil menunggu perusahaan jasa appraisal atau penilai properti, yang ditunjuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, untuk melakukan penilaian harga tanah.
"Setelah ada taksasi dari petugas appraisal maka kami akan kembali ke pemilik lahan untuk meminta data dan melakukan pembayaran melalui rekening," kata dia.
Lokasi lahan yang akan dilalui rel kereta ini mencapai sekitar 630 ribu meter persegi dengan panjang sekitar 11 kilometer dan lebar 50 meter.
Kota Parepare akan mendapatkan pembangunan dua stasiun Besar yaitu di daerah Terminal Induk Lumpue dan di bagian akhir rute Parepare - Makassar yaitu di belakang Universitas Muhammadiyah Parepare di daerah Soreang. Luas lahan yang tersedia di stasiun terakhir ini sekitar 8 hektar atau 80 ribu meter persegi.
Anggota DPRD Komisi I, Satria Parman Agus, mengatakan proses pembebasan lahan di Kota Parepare sebaiknya dipercepat agar pembangunan rel akan dilaksanakan. "Kalau lahan sudah selesai pasti pembantalan juga bisa dipercepat sehingga layanan kereta api cepat beroperasi," kata dia.
DIDIET HARYADI SYAHRIR