INFO NASIONAL - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ke-XVIII dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) ke-XVII di Asrama Haji Donohudan, Boyolali-Jawa Tengah, Sabtu, 5 Desember 2015.
Mewakili Presiden RI Joko Widodo, Menag Lukman memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada IPNU dan IPPNU. Menurutnya, kedua organisasi pelajar ini adalah organisasi yang telah matang. Berdiri pada tahun 1954, IPNU-IPPNU bukanlah organisasi yang tidak lagi muda. “Dalam konteks Indonesia dan dunia kita jarang menemui organisasi pelajar seusia IPNU-IPPNU. Karenanya, kami sangat memberikan apresiasi yang tinggi kepada kedua organisasi pelajar ini,” ujar Menag Lukman di hadapan sekitar 5.000 peserta kongres yang merupakan pengurus cabang seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Kepada para generasi muda NU, Menag berpesan bahwa pengurus IPNU-IPPNU memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Sebab, organisasi ini tidak hanya sekadar warisan para pendahulu kita yang notabene adalah para ulama, tapi juga merupakan amanah umat. “Karenanya, siapa pun yang nanti akan terpilih semoga bisa amanah dan bertanggung jawab dalam menjalankan kepengurusan IPNU-IPPNU,” ucap Menag.
Menag juga menggarisbawahi dua kata kunci dalam istilah IPNU-IPPNU, yaitu NU dan pelajar. Menurut dia, jika menelusuri khittah Nahdlatul Ulama, maka hakikat dari dua hal tersebut (NU dan pelajar) ada pada sikap dan perilaku. Ditegaskan Menag, baik keagamaan maupun kemasyarakatan sesunguhnya dituntut supaya menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai luhur, yakni tasamuh, tawasuth, tawazun, dan i’tidal. “Itulah yang dalam konteks kekinian menjadi semakin relevan, karena di tengah kontestasi globalisasi, revolusi teknologi informasi sungguh luar biasa, karenanya kita harus mampu menjawab tantangan global,” kata Menag Lukman. (*)
Baca Juga: