TEMPO.CO, Kediri – Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kediri sedang melacak penyebar stiker berisi ajakan untuk tidak memilih calon bupati inkumben, Haryanti, karena dinilai sebagai representasi dinasti politik di Kota Tahu tersebut. Stiker itu diedarkan ke tempat-tempat ibadah dan rumah warga oleh orang tak dikenal.
Ketua Panitia Pengawas Kabupaten Kediri Muji Harjito mengatakan penyebaran stiker marak di berbagai tempat sejak sepekan terakhir. Panwas sendiri telah menemukan dan menyita puluhan stiker di Kecamatan Ngadiluwih dan Ngancar. “Kami juga menerima pengaduan masyarakat yang membawa bukti stiker,” kata Jito kepada Tempo, Jumat 4 Desember 2015.
Stiker berwarna dasar hitam pekat dengan tulisan putih itu berisi ajakan untuk tak memilih salah satu pasangan. Meski tidak menyebut secara tegas pasangan yang dimaksud, namun masyarakat dengan mudah bisa menyimpulkan bahwa pasangan tersebut adalah Haryanti – Masykuri. Sebab stiker tersebut berbunyi “Warga Muhammadiyah dan NU, ayo ngresiki (membersihkan) Kediri dari Dinas Politik”.
Haryanti memang kerap dituding sedang membangun dinasti politik. Sebab dia merupakan istri Sutrisno, Bupati Kediri yang berkuasa selama dua periode. Adapun adik Sutrisno, Sulkani, menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri.
Jito menilai penyebaran stiker tersebut sudah termasuk dalam kategori kampanye hitam. Apalagi stiker yang bertujuan mempengaruhi sikap politik masyarakat itu disebarkan di tempat ibadah dan kantor organisasi kemasyarakatan dalam jumlah banyak. “Pelakunya akan kita jerat dengan pasal pidana penghasutan,” kata Jito.
Kepala Kepolisian Resor Kediri Ajun Komisaris Besar Akhmad Yusep Gunawan bakal menelisik penyebaran stiker itu melalui penegakan hukum terpadu. Namun hingga kini belum ada laporan dari Panwas soal stiker tersebut. “Kita akan bergerak setelah ada laporan panwas,” katanya.
Yusep mengklaim tak ada potensi konflik horisontal di masyarakat menjelang waktu pemilihan pada 9 Desember 2015. Dia juga mengancam akan memproses anggota polisi yang ketahuan turut memobilisir masyarakat untuk memilih calon tertentu.
HARI TRI WASONO