TEMPO.CO, Belopa - Kebijakan Bupati Luwu Andi Mudzakkar melarang kondom dijual secara bebas bisa berdampak pada tingginya jumlah penderita HIV/AIDS. Sebab, di Luwu, penderita HIV/AIDS paling banyak ditularkan melalui hubungan seks.
Ismail Ishak, Ketua Forum Pemuda Pemantau Kinerja Eksekutif dan Legislatif, mengatakan langkah pemerintah melarang menjual kondom secara bebas patut diapresiasi, sepanjang tujuannya baik. Hanya saja, kebijakan ini justru akan menghadirkan masalah baru yang lebih serius, yakni risiko penyebaran virus HIV/AIDS akan lebih cepat.
"Salah satu cara menghindari risiko tertular HIV/AIDS adalah menggunakan kondom saat berhubungan badan. Jika kemudian kondom diperketat penjualannya, apakah tidak akan berisiko meningkatnya penderita AIDS," kata Ismail Ishak, Kamis, 3 Desember.
Alasan Pemerintah Kabupaten Luwu melarang kondom dijual bebas adalah khawatir disalahgunakan, khususnya anak-anak dan remaja usia sekolah. Bupati Luwu Andi Mudzakkar, pernah menemukan kondom di taman bermain di Belopa.
"Moral anak-anak kita yang harus diperbaiki. Kondom diperketat penjualannya. Tidak ada jaminan akhlak mereka akan baik dan tidak lagi terlibat pergaulan bebas. Seharusnya perbaiki dahulu moralnya. Ajari mereka cara bergaul yang baik dan benar," ujarnya.
Andi Mudzakkar mengeluarkan aturan melarang kondom dijual bebas di minimarket, kondom hanya bisa dijual di apotek. Larangan ini dikeluarkan menyusul banyaknya temuan alat kontrasepsi untuk pria ini disalahgunakan.
"Saya tahu kebijakan saya ini menuai banyak kritik. Tapi tidak masalah. Ini demi kebaikan masyarakatku," tuturnya.
HASWADI