TEMPO.CO, Balikpapan - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memastikan lahan untuk kilang pengolahan minyak Bontang seluas 500 hektare steril dari sengketa agraria. Lahan milik PT Pertamina di Bontang ini memang dipersiapkan oleh pemerintah sebagai lokasi pembangunan kilang minyak berkapasitas 350 ribu barel.
“Saya pastikan lahannya clear and clean di Bontang,” kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, Ahad, 22 November 2015.
Awang mengatakan area lahan ini sepenuhnya milik negara dan dikuasai oleh Pertamina. Lokasinya berdekatan dengan kawasan kilang pengolahan gas PT Badak NGL Bontang. “Lahannya milik Pertamina. Sedangkan Pertamina, kan, milik negara,” ucapnya.
Sehubungan dengan itu, Awang menagih janji pemerintah pusat yang sedang mempersiapkan pembangunan kilang minyak senilai US$ 12 miliar di Bontang. Pembangunan kilang minyak Bontang memang sudah enam bulan ini disampaikan secara luas kepada masyarakat. “Saya masih ingat pernyataan Presiden Joko Widodo bulan Juni lalu bahwa akan dibangun kilang minyak di Bontang. Saya menagih janji Presiden."
Akhir Juli lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan rencana pemerintah membangun kilang pengolahan minyak dengan kapasitas tampung 350 ribu barel di wilayah Bontang. Kilang ini mengantisipasi lonjakan permintaan bahan bakar minyak untuk wilayah Indonesia timur.
“Impor minyak mentah kita juga semakin meningkat sehingga harus dibangun kilang baru,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja di Balikpapan.
Gusti mengungkapkan ada empat kandidat lokasi pembangunan kilang pengolahan minyak di wilayah Indonesia timur. Kota Bontang menjadi kandidat terkuat mengingat lokasinya berdekatan dengan sejumlah aset Pertamina, seperti pelabuhan, akses boiler, hingga kepemilikan lahan. “Kami bisa menghemat hingga 30 persen bila dibangun di Bontang.”
Pembangunan kilang pengolahan minyak Bontang masuk tahap perencanaan yang direalisasikan pada 2021. Proses pembangunannya akan bersamaan dengan up grade kapasitas kilang pengolahan minyak Balikpapan dari sebelumnya 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.
S.G. WIBISONO