TEMPO.CO, Jakarta - Museum Affandi dimasukkan dalam salah satu daftar The President Sukarno Heritage List 2015 yang diluncurkan saat hari jadi lembaga pendiri bangsa The Sukarno Centre ke-8 di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jumat 20 November 2015. Ada 37 warisan budaya di Yogyakarta yang masuk daftar yang melengkapi sekitar 180 warisan budaya lain se-Nusantara.
“Karena bapak adalah kolektor lukisan-lukisan pelukis pada 1945. Salah satunya lukisan Affandi,” kata Ketua Dewan Pembina The Sukarno Centre Sukmawati Sukarnoputri saat ditemui usai peluncuran.
Anak proklamator itu pun mengisahkan lukisan-lukisan koleksi ayahnya yang banyak dipajang di istana negara. Namun saat Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono berkuasa, lukisan-lukisan itu banyak yang dipindah ke istana negara Gedung Agung di Yogyakarta.
Selain Museum Affandi, beberapa warisan budaya asal Yogyakarta yang masuk daftar antara lain Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, studio maestro pematung Edhi Sunarso, Benteng Vredeburg, kampus Universitas Islam Indonesia (UII), juga sejumlah candi. Alasan Sukmawati, karena bangunan-bangunan tersebut pernah disinggahi Sukarno.
Namun Candi Kimpulan yang baru ditemukan di kawasan kampus UII Terpadu di Jalan Kaliurang Sleman pada 2009 lalu pun ikut dimasukkan dalam daftar. Menurut President The Sukarno Centre, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, lantaran ada patung Ganesha yang ditemukan di Candi Kimpulan. Ganesha pun menjadi lambang kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menjadi tempat kuliah Sukarno.
“Masyarakat Bali pun ada yang mempercayai Bung Karno itu titisan Ganesha,” kata Wedakarna.
Anak Affandi, Kartika Affandi yang hadir mengakui kedekatan ayahnya dengan Sukarno. Proklamator itu sering mengundang sejumlah pelukis untuk sarapan sembari berbincang di Gedung Agung. Selain Affandi, ada pula Hendra Gunawan, Harijadi Sumodidjojo, juga Sindudarsono Sudjojono. Menu yang disajikan adalah menu kesukaan para pelukis tersebut.
“Pernah bapak ditanya Pak Karno, suka sarapan apa. Setelah tahu bapak suka tempe bakar yang dibungkus kertas, lalu disediakan di Gedung Agung,” kata Kartika yang sering diajak Affandi ke mana pun pergi.
Suasana yang dibangun saat sarapan pun sangat jauh dari kesan resmi dan formil. Sukarno suka mengenakan sarung. Affandi pun hanya mengenakan celana tiga perempat, kaos oblong, dan sandal.
PITO AGUSTIN RUDIANA