TEMPO.CO, Jakarta - Bangkai kapal motor (KM) Wihan Sejahtera dalam proses penarikan untuk digeser atau bergerak sejauh 20 meter dari lokasi semula. Kepala Distrik Navigasi Kelas I Surabaya Nyoman Sukayatdnja mengatakan proses penarikan dilakukan dengan menggunakan dua tug boat.
Proses penarikan bangkai kapal dilakukan dengan sangat hati-hati karena tidak mudah. Sebab beban terlalu berat dengan bobot bangkai 9.786 gross tonage. "Kami harus hati-hati karena bisa saja kapal itu tersangkut, dan proses penarikan baru bisa dimulai hari ini, karena sebelumnya hanya pengamatan posisi kapal," kata Nyoman di Surabaya, Kamis, 19 November 2015.
Nyoman mengaku belum tahu pasti proses penarikan akan selesai pada pukul berapa, namun ia memastikan akan dituntaskan hingga malam ini. "Kalau perlu kami hari ini akan lembur agar upaya ini tuntas dan kapal bisa dalam posisi definitif, sehingga kami bisa memberi tanda definitif agar alur kembali lancar," ucap Nyoman.
Nyoman mengaku proses awal penarikan adalah melakukan studi terlebih dahulu mengenai beberapa potensi yang bisa terjadi saat penarikan kapal. "Jadwalnya, bangkai KM Wihan Sejahtera akan dirapatkan bersama bangkai Kapal Tanto Hari, namun akan diterjunkan penyelam untuk melihat potensi yang akan terjadi," katanya.
Penyelaman yang dilakukan tim Kepala Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Pangkalan Armada harus melihat dulu arus bawah laut, menunggu kecepatan arus di bawah 0,2 mil per jam. "Apabila arus bawah laut masih mencapai 0,6 mil per jam itu sangat berbahaya. Normalnya dilakukan penyelaman apabila arus di bawah 0,2 mil per jam," katanya.
KM Wihan Sejahtera yang mempunyai rute Surabaya-Labuan Bajo-Ende dilaporkan mengalami kecelakaan dan tenggelam di perairan Teluk Lamong, Tanjung Perak, Surabaya, setelah bertolak dari Terminal Jamrud Perak pukul 08.00 WIB.
Kapal jenis "Roll On-Roll Off" (RO-RO) itu dioperasikan PT Trimitra Samudra, dan memiliki panjang dan lebar masing-masing 120.6 meter dan 23.12 meter, dengan berat kapal 9.786 gross tonage.
ANTARA