TEMPO.CO, Jakarta - Produksi usaha sarang walet warga di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, dan sekitarnya turun akibat pengaruh kabut asap melanda daerah itu beberapa bulan terakhir.
Selain produksinya turun, kualitas dan bentuknya juga lebih kecil dari sebelumnya. Hal ini disebabkan burung walet sulit mencari makan karena takut dengan kabut asap, kata salah seorang pengusaha sarang burung walet di Lubuklinggau, Yansen pada Ahad, 1 November 2015.
Ia menjelaskan, setiap kali panen biasanya mendapatkan sarang walet jenis mangkok sekitar 20 kilogram, tapi tiga bulan turun separuhnya bahkan banyak burung walet berpindah tempat.
Namun harga di pasaran cenderung naik. Untuk sarang jenis mangkok dibeli pedagang pengumpul Rp 8 juta per kilogram dari sebelumnya antara Rp 5-7 juta per kilogram.
Harga jual sarang walet jenis sudut saat ini naik menjadi Rp 6 juta dari sebelumnya Rp 5 juta per kilogram, sedangkan permintaan cukup banyak.
Para pedagang pengumpul akan datang ke lokasi bila akan panen, tapi pengusaha besar sarang walet biasanya langsung menjual ke Pulau Jawa karena harganya lebih tinggi.
ANTARA