TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) Ayu Dewi Utari mengatakan masih ada tujuh titik api yang menandakan adanya kebakaran di kawasan taman nasional yang terletak di Jawa Timur tersebut. "Kebakaran di sekitar Ranupani, Waturejeng, di bawah Watu Rejeng, Pos 1, dekat Kandangan, serta dua titik api di dekat Bantengan," katanya, Senin, 26 Oktober 2015.
Tujuh titik api itu sebenarnya sudah terdeteksi sejak Ahad kemarin. Namun hingga hari ini api belum padam. "Kami melokalisasi api agar tidak meluas," katanya. Upaya pemadaman api yang membakar kawasan hutan, kata Ayu, bukan pekerjaan yang sederhana. Api yang membakar kawasan tersebut berada di lereng yang curam. "Angin terlalu kencang dan medan terlampau sulit."
Seperti diberitakan, dalam sepekan terakhir, beberapa titik kawasan Gunung Semeru terbakar. Puluhan hektare kawasan TN BTS ludes diterjang api. Penyebab kebakaran di jalur pendakian Semeru, kata Ayu, adalah para pendaki yang menyalakan api unggun dan meninggalkannya dengan kondisi yang tidak padam secara sempurna. "Apalagi saat ini puncak-puncaknya musim kemarau," ucapnya.
Bukan hanya TN BTS yang direpotkan oleh peristiwa kebakaran hutan, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang juga disibukkan oleh upaya pemadaman kebakaran di kawasan Kecamatan Pronojiwo. Praktis, dalam sepekan terakhir, BPBD beserta polisi, TNI, relawan, dan masyarakat bahu-membahu memadamkan api.
Upaya pemadaman kebakaran hutan pinus dan ilalang di Dusun Rowobaung, Desa Pronojiwo, dengan luas kurang-lebih 10 hektare, misalnya. Kebakaran terjadi pada Ahad pagi, 25 Oktober 2015. "Dipadamkan secara manual oleh BPBD, TNI, Laskar Semeru, Perhutani, dan warga," kata Komandan Tim Reaksi Cepat, Senin, 26 Oktober 2015.
DAVID PRIYASIDHARTA