TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Raya Buku Frankfurt (Frankfur Book Fair) 2015 resmi dibuka, Selasa, 13 Oktober 2015, pukul 18.00, waktu Jerman, atau pukul 23.00 WIB, di Frankfurt Messe, gedung pameran di jantung kota Frankfurt, Jerman. Dalam pameran buku yang telah berlangsung 500 tahun itu, Indonesia menjadi tamu kehormatan.
Upacara pembukaan dihadiri setidaknya 2.000 undangan, di antaranya Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, Duta Besar Indonesia untuk Republik Demokratik Jerman Fauzi Bowo, Ketua Panitia Paviliun Indonesia Goenawan Mohamad, Wali Kota Frankfurt Peter Feldmann serta sejumlah pejabat lokal.
Baca Juga:
Beberapa jam sebelum upacara pembukaan panitia menggelar pidato oleh penulis buku Ayat-ayat Setan asal Inggris, Salman Rushdie. Di hadapan lebih dari 200 wartawan, pidato tersebut dalam penjagaan ekstra ketat (hanya pengunjung bertanda pengenal khusus yang diberi akses masuk), tapi karena faktor keamanan Salman tak memberi kesempatan tanya-jawab. Salman pernah menerima fatwa mati dari pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Khomenei, karena bukunya.
Dalam pidatonya Salman menegaskan pentingnya kebebasan berpendapat dalam demokrasi. "Tanpa kebebasan mengungkapkan pendapat, maka semua kebebasan lainnya gagal."
Kehadiran Rusdhie di arena pameran diprotes delegasi Iran. "Penyelenggara pekan buku diharapkan memahami secara tepat keprihatinan ratusan umat Islam di dunia dan tidak memberi jalan kepada kecenderungan ekstremis dari simpatisan yang sakit," jelas Wakil Menteri Kebudayaan dan Panduan Islam Iran Seyyed Abbas Salehi, kepada kantor berita resmi Iran, IRNA.
ARIF ZULKIFLI (FRANKFURT)