TEMPO.CO, Surabaya - Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII Jawa Timur mengevaluasi aktivasi kembali kampus bermasalah. Dari 16 perguruan tinggi yang nonaktif, empat di antaranya dinilai telah berbenah. “Empat di antaranya dalam proses aktivasi kembali,” kata Kepala Bidang Kelembagaan dan Sistem Informasi Kopertis Wilayah 7 Purwo Bekti kepada Tempo, Senin, 5 Oktober 2015.
Empat kampus itu ialah IKIP Budi Utomo, Malang; IKIP PGRI, Jember; Universitas Ronggolawe, Tuban; dan Universitas Nusantara PGRI, Kediri. Perguruan tinggi itu dinilai kooperatif dan mengalami kemajuan dalam membenahi pelanggaran. (Lihat video ''University of Berkley Michigan America'' yang Dituding Bodong, Amerika Tolak Akreditasi 'University of Berkley', Rektor Kampus yang Dituding Bodong akan Tuntut Menristek, Bisnis Gurih Kampus Bodong)
Universitas Nusantara PGRI, Kediri, misalnya, sudah mengganti rektor dan jajarannya seperti pembantu rektor dan dekannya serta menghentikan kelas jarak jauh di luar domisili. “Kopertis tujuh telah melayangkan surat agar status mereka diaktifkan kembali.”
Dua kampus bermasalah lainnya, STIE Artha Bodhi Iswara dan STIE Yayasan Palapa Nusantara (YAPAN), Surabaya, masih nonaktif. Tiga kampus di Surabaya lainnya yang belum dikunjungi Kemenristekdikti adalah Institut Teknologi Pembangunan Surabaya (ITPS), STIE Pemuda, dan Universitas Teknologi Surabaya.
STIE Pemuda sedang menghadapi konflik internal dengan adanya dua kepemilikan yayasan. Salah satu pemilik mendirikan Politeknik Indonesia. “Ini setingkat lembaga kursus, bukan politeknik.”
Kopertis VII Jatim mengatakan melakukan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan. Namun tak semuanya terpantau dengan cermat. Tak jarang kampus-kampus swasta itu berupaya menutup-nutupi masalahnya. “Mereka licin sekali mainnya.”
ARTIKA RACHMI FARMITA