TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Jerman untuk Indonesia, George Witschel, mengatakan sejarah tragedi G30S 1965 di Indonesia hanya bisa disembuhkan oleh orang Indonesia sendiri. “Saya harap Indonesia segera menemukan cara yang tepat untuk menemukan sejarah tragedi tersebut,” kata George, saat ditemui di sela peringatan 25 tahun Reunifikasi Jerman, di Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2015.
Ia mengatakan bahwa sejarah tragedi 1965 adalah luka bagi bangsa Indonesia. “Tragedi 1965 adalah masalah orang Indonesia. Mereka tidak melibatkan negara lain. Jadi masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh orang Indonesia sendiri,” kata Witschel. (Lihat video Cerita di Balik Film ‘PKI’, Disebut Berbahaya, Inilah Fakta Lagu Genjer-Genjer)
Baca Juga:
Witschel juga mengatakan bahwa jika kita mengetahui sejarah itu secara benar, itu tentu akan sangat membantu proses pertemuan atau rekonsiliasi sejarah masa lalu. Menurut dia, akan sangat baik jika Indonesia dapat menemukan cara untuk mempertemukan sejarah tragedi masa lalu. Hal ini, katanya, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, lalu generasi muda ini bisa membicarakan hal itu, dan negara dapat menjaga semua warganya.
“Kami tidak mau menggurui orang Indonesia. Kami dulu harus membereskan sejarah kami,” ujar Witschel.
Ia mengatakan bahwa hal ini tentu berbeda dengan apa yang dialami Jerman pada 1990. “Jerman saat itu mengalami kejahatan yang sangat buruk, secara militer maupun politik,” kata Witschel.
Ia mengatakan bahwa generasi muda harus mengetahui sejarah yang terjadi dari berbagai sudut pandang. “Itu sangat membantu bagaimana kami bisa bersatu dan bisa saling memaafkan atas kekerasan sejarah yang terjadi di masa lalu,” kata Witschel.
Saat ini pemerintah Indonesia sedang menyusun format rekonsiliasi korban tragedi 1965. Sebelumnya, pemerintah menegaskan tidak akan meminta maaf kepada korban tragedi dan lebih berfokus dalam pengupayaan rekonsiliasi sejarah masa lalu.
ARKHELAUS WISNU