TEMPO.CO, Rembang - Pernyataan PT Semen Indonesia yang menyebut Gua Wiyu adalah lubang bekas galian dibantah oleh petani Rembang yang menolak pendirian pabrik semen di wilayah tersebut. “Goa Wiyu itu asli. Bukan lubangan bekas galian seperti yang disampaikan PT Semen Indonesia,” kata Joko Prianto, salah seorang petani, Senin, 28 September 2015.
Joko menantang PT Semen Indonesia untuk mengecek bersama-sama keberadaan Goa Wiyu tersebut. General Manager of Corporate Secretary PT Semen Indonesia Agung Wiharto membantah keberadaan gua tersebut melalui surat pembaca yang dimuat majalah Tempo edisi 20 September 2015.
Majalah Tempo edisi 13 September 2015 memuat laporan investigasi yang menunjukkan bahwa gua Wiyu di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem Rembang, adalah salah satu gua yang hilang dari peta analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) PT Semen Indonesia. Namun PT Semen Indonesia membantah keberadaan gua tersebut. Dalam surat pembaca yang dimuat Tempo, gua itu disebut tak lebih sebagai lubang bekas galian.
Gua Wiyu, kata Joko, merupakan salah satu gua di Rembang. Gua sedalam 20 meter itu merupakan salah satu sumber air yang membuktikan keberadaan sungai bawah tanah untuk mengairi pertanian di Rembang. Karena memiliki karakteristik seperti itu, Joko menyatakan Gua Wiyu tak boleh ditambang.
Joko juga menantang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan direksi PT Semen Indonesia untuk datang ke lokasi-lokasi yang mereka bantah keberadaannya. “Nanti saya antar. Mari kita lihat bersama-sama,” ucapnya.
Polemik pendirian pabrik PT Semen Indonesia sampai saat ini terus bergulir. Warga yang menolak pabrik semen sudah melakukan berbagai upaya tapi proses pendirian pabrik tetap berjalan. Beberapa waktu lalu, warga menggugat izin pendirian pabrik yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah. Namun, Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang menolak gugatan ini. Warga lantas melawan putusan itu dengan mengajukan banding. Saat ini, proses hukum banding masih berjalan.
ROFIUDDIN