TEMPO.CO, Sidoarjo - Busidin, 65 tahun, warga Syiah Sampang, meninggal di pengungsian di Sidoarjo, Jawa Timur. Busidin mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo, Ahad, 27 September 2015.
Busidin meninggal setelah dirawat selama enam hari karena komplikasi penyakit yang dideritanya. "Saat ini jenazahnya masih berada di RSUD Sidoarjo," kata pemimpin Syiah Sampang, Iklil Al Milal, saat dihubungi, Minggu pagi, 27 September 2015.
Iklil menerangkan, Busidin dirawat di Rumah Sakit Siti Khodijah dan sebenarnya mendapat rujukan ke Rumah Sakit Umum Dr Soetomo di Surabaya. Namun, oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Timur—yang menangani masalah pengungsian itu, perawatan Busidin diarahkan ke Rumah Sakit Umum Sidoarjo.
Busidin, kata Iklil, pada Agustus lalu didiagnosis dokter mengidap penyakit liver. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter menyatakan Busidin mengalami komplikasi.
Ikil mengaku sampai saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan keluarga terkait dengan pemakaman jenazah. "Kalau pesan almarhum minta dimakamkan di kampung halaman di Blu'uran, Sampang," ujarnya sambil menambahkan, Busidin meninggalkan seorang istri dan empat anak.
Saat ini jumlah pengungsi Syiah Sampang di Rumah Susun Puspa Agro di Jemundo, Sidoarjo, sebanyak 320 jiwa, terdiri atas 74 keluarga. Mereka berada di pengungsian sejak 20 Juni 2013 setelah sebelumnya sempat ditampung di Gedung Olahraga Sampang selama sembilan bulan.
Mereka terusir dari tanah kelahirannya akibat konflik antara warga Syiah dan Sunni pada Lebaran 2012. Saat itu, ratusan warga Sunni dari Sampang dan Pamekasan menyerang dan membakar puluhan rumah milik warga Blu'uran dan Nangkernang. Pembakaran itu menyebabkan seorang warga Syiah meninggal.
NUR HADI