TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Adnan Buyung Nasution memilih pengacara Todung Mulya Lubis memberi sambutan upacara pemakaman yang berlangsung di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Kamis, 24 September 2015. Prosesi pemakaman dilakukan secara militer, dengan inspektur Upacara Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. (Baca: Adnan Buyung Dimakamkan Secara Militer)
Mewakili keluarga, Todung menuturkan Adnan Buyung memiliki jutaan sahabat. Sebagai pengacara pejuang, para aktivis kehilangan Adnan Buyung karena ialah lokomotif penggerak. "Selama hidupnya, hingga akhir napasnya, Bang Buyung berpikir tentang perjuangan hukum dan keadilan," kata Todung.
BACA:
Mengenang Adnan Buyung: Asal Nama Bahrum dan Restu Soeharto
Ini Pesan Terakhir Adnan Buyung Nasution kepada Keluarga
Todung berkisah, pada Minggu, 20 September 2015, ia menjenguk Adnan Buyung. "Saya genggam tangannya, tapi Bang Buyung hanya melihat tanpa berbicara satu kata pun," kata Todung dengan mata berkaca. "Saya melihat air mata keluar dari kelopak matanya. Bang Buyung menulis, jagalah LBH, YLBHI, teruskan pemikiran dan perjuangan bagi si miskin dan tertindas," ujar Todung lagi. (Baca: Di Hadapan Todung, Adnan Buyung Tulis Sendiri Pesan Terakhir)
Dengan suara tercekat, Todung melanjutkan pidatonya. "Saya tahu hari itu, Bang Buyung menyampaikan waktunya sudah dekat, dan mohon pamit," kata Todung.
Lalu Todung membuat jeda diam, tak bisa menyembunyikan air matanya yang mengalir. Dengan suara getir, Todung menutup pidatonya. "Terakhir marilah kita panjatkan doa kepada Allah. Agar dosanya diampuni, keluarga ditinggalkan tabah dan tawakal. Bang Buyung, we love you, we all love you," kata Todung terisak.
Pemakaman jenazah dimulai pukul 09.00. Diiringi suara tembakan dari para prajurit TNI, jenazah mulai diturunkan ke liang kubur. Adnan Buyung meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Isak tangis keluarga tak terbendung ketika suara azan dan ikamah dikumandangkan dengan suara lirih.
DANANG FIRMANTO