TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat, Popong Otje Djundjunan mengatakan, anggota parlemen tak usah bermimpi menjadi kaya lewat tunjangan. Mereka yang berniat demikian disarankan hengkang dari gedung parlemen. "Kalau mau jadi orang kaya, ya jangan jadi anggota DPR," ujarnya saat ditemui Tempo di Hotel Grand Kemang, Sabtu, 19 September 2015.
Tunjangan bagi anggota dewan bakal naik bulan depan. Pimpinan DPR dan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR berdalih kenaikan telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan lewat surat bernomor S-520/MK.02/2015 pada 9 Juli lalu. Dengan kenaikan ini, setiap anggota akan membawa tambahan tunjangan hampir Rp 6 juta setiap bulan. Dengan begitu, tunjangan kepada seorang anggota Dewan menjadi minimal Rp 31 juta per bulan.
Menurut Popong, tunjangan bagi anggota DPR terbilang kecil jika dibandingkan fasilitas yang diperoleh para menteri. Sebab, tunjangan itu dirancang untuk membantu beban biaya listrik, komunikasi, dan kebutuhan keluarga setiap anggota. Mayoritas anggota bahkan harus menanggung biaya lain di luar skema tunjangan seperti gaji supir. "Biaya listrik, air, dan gaji supir menteri kan dibayarin, anggota DPR tidak," katanya.
Meski demikian, anggota DPR paling sepuh itu mengaku bisa memahami sikap para koleganya yang mendukung rencana kenaikan tunjangan. Sebab, tak sedikit anggota yang dirongrong para konstituen dari daerah pemilihan mereka. "Saya suka kasihan sama temen-temen, terutama yang baru-baru," ujar Politikus Partai Golkar yang melenggang ke Senayan sejak 1987 itu. Popong kini berusia 76 tahun.
Perempuan yang akrab disapa dengan panggilan Ceu Popong itu menilai tugas sebagai anggota DPR menuntut banyak pengorbanan. Ia pun mengakui banyak anggota DPR yang kinerjanya dianggap belum maksimal. Tapi anggapan itu tak bisa dipukul rata. "Jangan digeneralisasi seperti itu. Kalau mau sebut namanya," ujar politikus asal daerah pemilihan Bandung dan Cimahi itu.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI