TEMPO.CO , Lumajang: Para peternak sapi perah di kawasan Gunung Semeru di Kecamatan Senduro kembali bergairah menyusul harga susu yang dinilai cukup tinggi. Harga susu sapi per liter saat ini di tingkat peternak antara Rp 4.500 hingga Rp 4.800 perliter.
"Dari hasil susu saja sudah mencukupi pakan, peternak sudah untung di anak sapi," kata Kepala Bidang Bina Usaha Tani Kantor Peternakan Kabupaten Lumajang Wiwin Kuswintarsih, Sabtu, 29 Agustus 2015. Setelah harga susu naik dari Rp 2.800 per liter menjadi Rp 4.500 sampai Rp 4.800
Wiwin mengatakan peternak sapi perah pernah mengalami masa-masa terburuk sekitar dua tahun lalu ketika harga susu jatuh hingga Rp 2.800 per liter dengan jumlah produksi hingga 30 ribu liter susu per hari dan jumlah populasi sekitar 6.500 sapi perah. "Saat itu harga susu turun dan harga pakan naik," katanya. Saat itu peternak banyak yang rugi.
Saat itu, populasi sapi perah sempat turun menjadi 3 ribu ekor waktu harga pakan naik. "Sekarang naik kembali sekitar 5 ribu lebih," kata Wiwin.
Saat ini sudah jarang orang jual sapi perah. Ketika harga susu jatuh sedangkan harga pakan naik, peternak tidak bersemangat. "Peternak selalu butuh tambahan dana, akhirnya ketika ada anak sapi langsung dijual. Sedang sapi tambah tua, otomatis produksi susu berkurang," katanya.
Situasinya berubah pada saat ini. "Mereka berusaha memperbanyak sendiri. Pangsa pasarnya juga menjanjikan," kata dia.
Kalau dulu hanya ada Nestle saja yang membeli susu peternak sapi perah Lumajang, tetapi sekarang ada Indolacto. "Yang berani ambil lebih tinggi daripada Nestle," katanya. Produksi susu di Senduro saat ini antara 24 ribu hingga 25 ribu liter perhari.