TEMPO.CO, Mojokerto - Salah satu teknisi pesawat Hercules yang jatuh di Medan, Pembantu Letnan Satu Ibnu Kohar, ternyata pernah mengatakan keinginannya jika ia wafat agar dimakamkan dekat makam ayahnya di pemakaman umum Desa Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. (Baca: Serdadu Itu Ikut Makamkan Istri dan 5 Anaknya di Satu Liang)
Baca juga: EKSKLUSIF: Ditelantarkan Margriet, Lidah Angeline Ada Darah
"Almarhum pernah ngomong kalau meninggal dikuburkan dekat makam ayahnya," kata sepupu Kohar, Miftahul Jannah, di rumah duka, Rabu, 1 Juli 2015. Kata-kata almarhum itu terlontar saat menghadiri pernikahan adiknya tiga bulan lalu di Mojokerto.
Baca juga: Sudah Nyamar Pengemis, Pencuri Burung Mahal Ini Terekam CCTV
Jannah menambahkan, perjalanan karir almarhum Kohar sama dengan ayahnya, mendiang Abu Darrin. Ayahnya purnawirawan TNI Angkatan Laut ketika dulu masih bernama Korps Komanado Operasi Angkatan Laut. Setelah remaja, Kohar yang akrab dipanggil Wawang, mendaftar sebagai calon tentara mengikuti jejak ayahnya.
Berita baru:
Tawaran Lewat Telepon Ini Bikin Citra Dibunuh Suaminya
Tragedi Angeline Ogah Diperiksa, Margriet Melawan
"Awalnya daftar TNI AD tapi gagal, lalu mendaftar TNI AU dan lolos," ucap Jannah. Bahkan, menurut Janah, ia sempat membatu membuat surat lamaran untuk Wawang sebagai syarat pendaftaran ke TNI AU. Kohar menjadi anggota TNI AU sejak 1990.
Almarhum Kohar meninggalkan seorang istri, Istibsyaroh, dan dua anak perempuan. Kohar dan Istibsyaroh sama-sama berasal dari Dusun Gedeg Kulon, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Setelah menikah, keduanya tinggal di Asrama Militer Skuadron 32 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh, Malang.
Baca juga: Masukkan Model Cantik ke Kokpit, Dua Pilot Ini Dipecat
5 Penerbang Itu Harusnya Sudah di Perbatasan tapi...
Selanjutnya: Jenazah Kohar