TEMPO.CO, Denpasar - Bidan yang membantu persalinan Hamidah, Ni Luh Gede Sukerni, mengatakan tidak tahu jika kedua orang tua Angeline, Hamidah dan Rosidi, tak punya uang untuk membayar biaya persalinan pada 19 Mei 2007.
Saat menerima Hamidah di kliniknya, Ni Luh sempat menanyakan di mana pasangan ini tinggal dan apa pekerjaan Rosidi. "Dia bilang kerja proyekan," kata Ni Luh kepada Tempo, Rabu, 17 Juni 2015.
Setelah proses melahirkan selesai, Ni Luh kemudian memproses administrasi yang diperlukan. Biaya yang harus dibayar sekitar Rp 800 ribu. Namun ongkos bersalin itu tidak langsung disetorkan pada malam itu, melainkan pada esok harinya atau 20 Mei 2007.
Belakangan Ni Luh baru tahu kalau saat itu Rosidi sedang tak punya uang untuk menebus biaya kelahiran Angeline. Ni Luh mengetahui itu setelah petugas Dinas Sosial Kota Denpasar bersama Hamidah dan Rosidi mendatanginya pada Senin, 15 Juni 2015.
"Dia cerita kalau saat itu sedang mencari uang. Saya bilang, kalau tahu begitu, saya gratiskan saja," kata Ni Luh. Bidan ini mengaku biasa memberi diskon, bahkan pelayanan cuma-cuma kepada warga yang tidak mampu. Sayangnya, Rosidi tak pernah menyampaikan kesulitannya.
Rosidi kemudian menceritakan kepada Ni Luh bahwa dia memberikan hak adopsi ke Margriet dan Douglas karena butuh uang untuk menebus biaya perawatan. Rosidi mengaku mengenal Margriet dari seorang teman kos bernama Nelly.
Pada 20 Mei 2007 Rosidi kemudian mengambil Angeline dan membawa bayi itu ke Villa Kakul yang ditinggali Margriet. Mereka mendapatkan uang Rp 1,8 juta dari Margriet. "Dua hari berikutnya mereka membuat akte notaris adopsi," ucapnya.
AVIT HIDAYAT